REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembawa acara populer asal Inggris, James Corden membuka diri atas kondisi kesehatannya setelah terpaksa rehat sejenak dari acaranya, Late Late Show Amerika. Ia dikabarkan menjalani operasi pada bagian matanya.
Dilansir di laman Mirror, Kamis (30/4), James yang berusia 41 tahun itu sebenarnya memiliki masalah dengan matanya. Kondisi itu membuatnya tidak dapat melanjutkan syuting talk show itu selama beberapa malam.
"Saya harus menjalani operasi kecil di mata saya kemarin. Aku baik-baik saja dan pulih, tetapi tidak akan bisa membuat film episode baru selama beberapa malam. Terima kasih kepada semua orang yang telah menonton Late Late Shows dari garasi saya," kata James, melalui akun twitternya.
Dia pun menutup unggahan tersebut dengan berjanji akan segera kembali ke layar kaca. Dia juga meminta semua orang untuk jaga kesehatan di masa pandemi ini.
Bulan lalu, James mengakui adanya pandemi global membuatnya merasa cemas dan sedih berlebihan. Dia pun mengaku tidak mudah menyesuaikan diri.
Pembawa acara yang juga membintangi serial televisi Gavin & Stacey itu pun turut menerapkan aturan jaga jarak sosial. Dia bekerja dari rumah dan merekam acara obrolan dari garasinya.
James menutup edisi pertama karyanya di rumah khusus dengan pesan suram luar biasa yang mengejutkan penonton. Merefleksikan krisis kesehatan, dia mengatakan dia merasa lebih sulit daripada yang dia pikir akan lakukan seperti biasa.
"Merasa sangat tak terkendali. Rasanya begitu di luar pemahaman kita, semuanya, bahwa aku merasa agak kewalahan dengan kesedihan dalam semua itu," kata James.
'Late Late Show' yang merupakan acara bincang-bincangnya itu, biasanya difilmkan di depan penonton langsung yang penuh sesak. Namun, karena pandemi, acara itu sempat absen tetapi kembali ke udara untuk siaran langsung edisi khusus dari rumah James.
James juga mengatakan kepada para penggemar dia yang membangun sendiri studio daruratnya yang terletak di garasinya itu. Tak hanya itu dia juga meminta istrinya, Julia untuk merias wajahnya. James yang memiliki tiga anak itu juga mengakui dia kehilangan keluarganya yang dikarantina di Inggris.