REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak dapat mengikuti pelajaran sekolah dengan percaya diri apabila dapat menyelesaikan tugas dengan mudah, tepat waktu, dan mendapat nilai bagus. Di sisi lain, anak-anak yang mengalami kesulitan belajar seperti disleksia seringkali menjadi frustrasi dan tidak dapat mengikuti proses belajar di sekolah.
Disleksia adalah gangguan pada kemampuan membaca, menulis maupun mengeja. Berdasarkan data Dyslexia Association of Singapore (DAS), diperkirakan ada sekitar 10 persen dari total populasi dunia menderita disleksia.
Director of Specialised Educational Services DAS, Edmen Leong mengatakan, minimnya pengetahuan terkait disleksia pada akhirnya menjadi mimpi buruk bagi anak, sebab mereka sering dianggap sebagai anak bodoh atau malas. Padahal disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.
"Seperti anak-anak lain, anak dengan disleksia memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam pengembangan tata bahasa tetapi sangat berbakat di bidang lainnya," kata Leong dalam pernyataan resmi yang diterima republika.co.id, Senin (27/4).
Disleksia dapat dikenali dengan beberapa tanda, semisal kesulitan membedakan huruf yang mirip seperti b/d atau p/q, kesulitan mengurutkan huruf menjadi rangkaian kata, menafsir "pesawat" sebagai "sepawat" atau "buku" sebagai "kubu", maupun pengurangan huruf misalnya kata "terbang" dibaca "terang".
Lalu bagaimana cara menanganinya? DAS membagikan metode sederhana untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan menemukan talenta anak-anak dengan disleksia. Berikut metodenya:
Mengajar dengan kreatif
Saat berinteraksi dengan anak, gunakan bahasa yang jelas dan sederhana. Lakukan kegiatan yang melibatkan berbagai panca indera guna membantu perkembangan anak.
Membaca buku
Selain meningkatkan kosakata anak, membaca buku juga dapat membantu mereka membuat model kalimat, bentuk kalimat, dan fonetik.
Membantu mereka untuk fokus
Beberapa anak mungkin menghadapi kesulitan dalam menghafal, berpikir adaptif, dan mengendalikan diri. Untuk itu, dukung proses belajar mereka dengan memberikan alat bantu visual.
Selalu libatkan mereka
Beri kesempatan bagi mereka untuk bertanggung jawab atas proses belajarnya. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan mereka dan menjadikannya peserta aktif. Selain itu, tantang mereka di bidang-bidang dimana mereka memiliki potensi agar kita dapat menemukan dan mengembangkan talentanya.
Jadilah teman yang baik
Mulailah percakapan yang bermakna dengan mereka. Tidak ada cara yang lebih baik dalam membantu proses belajar anak, selain dengan menjadi anggota keluarga, guru dan teman yang mendukung, ingin mendengarkan, serta siap membantu.