Jumat 17 Apr 2020 15:41 WIB

Sejumlah Makanan yang Mempengaruhi Kesuburan

Ada sejumlah makanan yang mempengaruhi kesuburan dalam usaha mendapat keturunan.

Ada sejumlah makanan yang mempengaruhi kesuburan dalam usaha mendapat keturunan (Foto: ilustrasi Ibu Hamil)
Foto: Pixabay
Ada sejumlah makanan yang mempengaruhi kesuburan dalam usaha mendapat keturunan (Foto: ilustrasi Ibu Hamil)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pasangan suami istri yang ingin segera mendapatkan keturunan, ada sejumlah makanan yang perlu dihindari dan diperbanyak agar sperma dan sel telur bisa optimal. Dokter spesialis gizi klinik RSU Bunda Jakarta, Marya Haryono pada Kamis (16/4) mengatakan, makanan mengandung tinggi lemak jenuh dan lemak trans sebaiknya dihindari.

"Kualitas sel telur dan sperma penganggunya banyak, bisa karena lemak yang banyak mengganggu hormon, pro oksidasinya banyak," kata dia dalam diskusi media via daring #promildirumahaja dari Morula IVF Indonesia.

Baca Juga

Makanan bersantan misalnya perlu dihindari karena kandungan lemak jenuhnya tinggi, walau memang ada sisi baiknya. Selain itu, sebaiknya hindari makanan mengandung karbohidrat sederhana seperti tepung, gula terlalu banyak, makanan mengandung pemanis, kafein dan minuman beralkohol.

"Makanan karbohidrat tinggi misalnya nasi terlalu banyak, roti terlalu banyak, dominan karbohidrat. Makan nasi ditambah mi, kentang goreng, zat gizinya enggak optimal," tutur Marya.

Marya menekankan pentingnya asupan makanan yang bergizi secara seimbang. Namun untuk perempuan yang ingin segera hamil bisa menambah asupan proteinnnya, dengan catatan zat gizi tubuhnya sudah terpenuhi.

Makanan lain yang juga perlu ditingkatkan asupannya, seperti mengandung lemak tak jenuh seperti alpukat, beberapa jenis ikan, dan minyak zaitun. Kemudian, mikronutrien yang mempengaruhi kesuburan seperti asam folat, zinc, zat besi, vitamin E, B, selenium dan lainnya.

"Kondisi sekarang secara umum asupan protein masih kurang, didominasi makanan berlemak jenuh tinggi misalnya deep fry terlalu banyak," kata Marya.

Khusus untuk suplemen, dia menyarankan perlu berkonsultasi dulu dengan dokter. Sebab, jika dosisnya berlebihan bisa memunculkan berbagai risiko untuk kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement