Rabu 01 Apr 2020 13:21 WIB

Masker Bedah vs Kain, Mana yang Lebih Efektif?

Masker langka membuat sebagian orang terpaksa pakai masker kain.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Masker Bedah vs Kain, Mana yang Lebih Efektif? (Foto: ilustrasi pakai masker)
Foto: Pexels
Masker Bedah vs Kain, Mana yang Lebih Efektif? (Foto: ilustrasi pakai masker)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masker langka membuat sebagian orang terpaksa memakai masker kain sebagai pelindung. Namun, menurut pakar, penggunaan masker kain dianggap kurang efektif bila dibandingkan dengan masker bedah.

Menurut penelitian, masker bedah tiga kali lebih efektif melindungi pemakainya dibandingkan masker kain biasa. Sebab, filtrasi partikel debu atau virus masker kain lebih rendah dibandingkan masker kain.

Baca Juga

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, mengungkap, masker kain bisa dipakai tetapi tidak seefektif masker bedah. Pasalnya, filtrasi partikelnya lebih rendah.

"Ini berdasarkan penelitian di UK yang meminta peserta menilai efektivitas masker apakah setelah memakai masker bisa merasakan bau zat-zat yang dipajankan kepadanya termasuk kemungkinan kebocoran. Kesimpulannya penggunaan masker bedah tiga kali lebih efektif dibandingkan masker kain," ujarnya saat video conference bertema Protokol Menggunakan Masker di akun youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Rabu (1/4).

Dia melanjutkan, masker ini tidak bisa sepenuhnya memproteksi semua partikel, termasuk droplet dan airborne. Menurutnya, 40 sampai 90 persen partikel kecil dapat menembus masker jenis kain.

"Artinya masker kain melindungi droplet partikel besar, bukan yang kecil, yaitu partikel ukuran 3 mikron bisa 10-60 persen. Jadi idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah dan tetap menjaga jarak 1 meter karena tidak bisa memproteksi," katanya.

photo
Seorang anak menggunakan masker (ilustrasi). - (www.freepik.com)

Ia meminta masker kain bisa digunakan masyarakat yang sehat ketika berada di tempat umum. Namun, ia tidak merekomendasikan masker ini tidak digunakan para tenaga medis.

Erlina menegaskan, masker kain adalah pilihan terakhir untuk mencegah penularan virus apabila sudah tidak tersedia masker bedah. Tak hanya itu, masker kain memiliki kelebihan, yakni bisa dipakai berulang kali tetapi dicuci dengan detergen dan air panas karena bisa mematikan virus.

Sementara, masker bedah bisa digunakan masyarakat sakit yang mengalami flu, influenza, batuk, hingga nyeri tenggorokan. Masker ini juga seharusnya dipakai tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

Kemudian ketika masyarakat memakai masker bedah, ia meminta masyarakat memakai masker dengan benar, yaitu harus menutupi hidung serta mulut, kalau perlu sampai dagu. Memiliki risiko kebocoran di bagian kiri dan kanan, maka masker hanya bisa digunakan sekali pakai.

"Apalagi kalau sudah basah maka masker jenis ini diganti," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement