Rabu 01 Apr 2020 12:41 WIB

Pakar Masih Berdebat Soal Perlunya Orang Sehat Pakai Masker

Sejauh ini, WHO belum merekomendasikan orang sehat pakai masker.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Sebagian warga yang sehat mengenakan masker bedah sebagai upaya perlindungan diri dari risiko tertular Covid-19. Sejauh ini, WHO belum merekomendasikan orang sehat pakai masker.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sebagian warga yang sehat mengenakan masker bedah sebagai upaya perlindungan diri dari risiko tertular Covid-19. Sejauh ini, WHO belum merekomendasikan orang sehat pakai masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Haruskah orang sehat memakai masker selama pandemi virus corona ini? Perdebatan tentang penggunaan masker untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular Covid-19 masih terus berlangsung di kalangan pakar kesehatan.

Sejauh ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menyarankan agar mereka yang sehat untuk tidak menggunakan masker bedah maupun respirator N95 yang lebih protektif bagi para profesional medis. Masyarakat diminta tidak gunakan masker sekali pakai karena stoknya sudah sangat terbatas.

Baca Juga

Rekomendasi itu tak mendapat dukungan 100 persen. Di Twitter, pengguna media sosial mengecam cicitan US Surgeon General yang menuliskan artikel tentang rekomendasi WHO bagi orang sehat untuk tidak memakai masker.

Pasalnya, orang yang tampaknya sehat bisa saja menjadi carrier virus corona tipe baru. Mereka ini bisa menularkan penyakitnya meskipun tubuhnya belum menunjukkan gejala Covid-19.

Kini, para pejabat CDC mulai mempertimbangkan perubahan terhadap pedoman penggunaan masker. Ada kemungkinan mereka akan merekomendasikan penggunaan penutup hidung dan mulut bagi semua orang saat berada di tempat umum, baik dengan masker buatan sendiri, syal, atau bahkan bandana.

"Jika CDC memang mengeluarkan panduan seperti itu, saya akan menghormatinya," ucap mantan Kepala Staf Medis CDC Dr Robert Amler.

Sebagai orang yang pernah ada dalam CDC, Amler berpengalaman menyusun banyak pedoman CDC selama bertahun-tahun. Ia menjelaskan bahwa pedoman itu semua diterbitkan dengan sangat hati-hati dan berdasarkan pertimbangan terbaik yang ada.

"Pedoman tidak dibuat sembarangan dan tidak sembrono," ujarnya.

Andaikan CDC kelak menganjurkan orang sehat memakai masker, menurut Amler, pedoman itu ditujukan untuk perlindungan bagi orang-orang di sekitar pengguna masker. Ketersediaan atau kelangkaan masker bukanlah penentunya.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease Dr Anthony Fauci, mengatakan bahwa gagasan penggunaan masker bagi seluruh masyarakat itu masih berada dalam diskusi di CDC. Para ahli tampaknya memiliki beragam pendapat, sebagian ingin merekomendasikan pengunakan masker, sementara yang lain belum yakin apakah penggunaan masker bisa mengurangi penyebaran virus corona.

Di lain sisi, menggunakan masker dikhawatirkan dapat membuat masyarakat terbalut rasa aman yang keliru. Mereka bisa saja jadi mengabaikan pedoman lain seperti, menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain atau mencuci tangan.

“Masker buatan sendiri mungkin bisa memberikan perlindungan jika bahannya sesuai dan ukurannya pas, tapi ini belum pasti. Dengan memakai masker, mungkin juga membuat orang abai dengan pedoman lain dan justru membuat penularan virus semakin tinggi,” kata Jeffrey Duchin, salah seorang pejabat kesehatan di pusat wabah kasus pertama Covid-19 di AS, yakni Seattle dan King County, Washington.

Yang lainnya berpendapat, masker dapat mencegah penularan dari orang yang tidak memiliki gejala ketika berada di tempat ramai. Ada pula anggapan bahwa penggunaan masker secara luas bisa menghapus stigma negatif bahwa si pemakai masker itu sedang sakit dan membuat khawatir orang yang ada di sekitarnya.

Sementara itu, di tengah kelangkaan masker bedah, Dekan University of New Haven's School of Health Sciences, Summer Johnson McGee mengatakan kepada Fox News bahwa masyarakat harus menyisakannya untuk tenaga medis. Sebab, tenaga kesehatan dan petugas gawat darurat lebih memerlukannya daripada masyarakat pada umumnya. 

"Kalau Anda perlu keluar rumah untuk belanja kebutuhan pokok di masa pembatasan aktivitas ini, jaga jarak aman dengan orang lain sekitar satu hingga dua meter dan kenakan bandana atau scarf untuk menutup hidung dan mulut sudah cukup melindungi," jelas McGee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement