REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Belakangan, semakin banyak orang dari seluruh penjuru dunia bersiap untuk tinggal di rumah masing-masing, menyusul adanya wabah penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru yang telah dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di saat hampir sepertiga populasi dunia menjalani lockdown, tak sedikit dari mereka yang penasaran mengenai keamanan layanan pesan-antar makanan ke rumah, baik dari restoran maupun toko kelontong.
Bagi orang yang ingin membatasi interaksi sosial, pesan-antara makanan tampak sebagai alternatif yang baik. Namun, tentu saja ada beberapa hal yang perlu diingat, yaitu adanya tindakan pencegahan untuk keamanan.
Layanan pengiriman makanan populer di AS seperti Doordash, Uber Eats, Grubhub dan Postmates hingga saat ini dilaporkan masih beroperasi. Melalui layanan ini, pelanggan dapat memesan produk, mengakses berbagai restoran dan toko-toko lainnya. Di Indonesia, sejumlah restoran juga masih buka dan melayani pesan-antar, termasuk yang dijalankan oleh mitra Go Food dan Grab Food.
Meskipun ini akan membantu orang berpartisipasi dalam menjaga jarak sosial, mereka tetap harus mengambil tindakan pencegahan soal keamanan. Beberapa perusahaan telah mulai menerapkan opsi pengiriman tanpa kontak.
Sejumlah layanan juga telah memungkinkan pelanggan untuk memberikan instruksi kepada pengantar, seperti bertemu di pinggir jalan atau cukup meletakkan makanan di pintu depan rumah mereka. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA), serta seluruh pejabat AS mengatakan, belum ditemukan bukti bahwa virus corona jenis baru dapat ditularkan melalui makanan.
Namun, virus corona jenis baru mungkin dapat tetap menempel di permukaan benda selama beberapa hari. Menurut Baltimore Leanan Wen, dokter dan profesor di bidang kesehatan masyarakat di George Washington University mengatakan, virus ini dapat hidup di instrumen yang sering disentuh orang, termasuk wadah bungkus makanan dan peralatan untuk makan.
“Oleh karena itu, orang harus mencuci tangan setelah menyentuh barang dan sebelum makan atau menyentuh wajah,” ujar Wen dilansir Fox News, Selasa (17/3).
Dikutip CNET, semua orang harus mencuci tangan setelah memegang uang tunai. Sementara banyak layanan memungkinkan orang membayar secara daring, banyak orang masih melakukan pembayaran secara tunai untuk pemesanan yang dilakukan.
Selama periode ini, masyarakat diserukan untuk tak lupa untuk mandi setiap habis keluar dari rumah dalam waktu yang lama. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS merekomendasikan warga untuk menyimpan persediaan makanan dan air selama dua pekan dan memeriksa persediaan obat resep yang dibutuhkan.