REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peristiwa alami yang akan dialami oleh anak perempuan di masa pubertas adalah pertumbuhan payudara. Namun, sebagian remaja putri mungkin tak mengalami proses tersebut.
Pertumbuhan payudara menjadi penting karena peristiwa ini pada dasarnya merupakan salah satu tanda perkembangan organ seks sekunder. Perkembangan payudara turut mencerminkan kondisi homron estrogen di dalam tubuh si gadis.
"Perlu diketahui, pertumbuhan payudara itu mengikuti pertumbuhan rahim," ungkap spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrin dan reproduksi RS Pondok Indah - Pondok Indah Dr dr Kanadi Sumapraja SpOG-KFER MSc dalam diskusi kesehatan, di Jakarta.
Ada dua kondisi terkait pertumbuhan payudara anak perempuan yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Bila salah satu kondisi ini terjadi, orang tua disarankan untuk segera memeriksakan anak perempuan mereka ke dokter.
Salah satu kondisi tersebut adalah bila anak perempuan berusia 14 tahun belum menunjukkan tanda-tanda perkembangan organ seks sekunder, seperti perkembangan payudara. Kondisi lainnya adalah anak perempan berusia 16 tahun yang payudaranya sudah berkembang, namun belum mengalami datang bulan.
"Ini namanya amenorea primer, sudah harus dicari tahu kenapa," kata Kanadi.
Amenorea merupakan suatu kondisi tidak terjadinya menstruasi. Secara umum, amenorea bisa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu primer dan sekunder.
Amenorea primer merupakan sebuah kondisi di mana perempuan belum pernah mengalami menstruasi. Sedangkan amenorea sekunder merupakan suatu kondisi di mana perempuan sudah mengalami menstruasi secara teratur, akan tetapi kemudian siklus menstruasi tersebut terhenti selama setidaknya tiga siklus.
"Tidak menstruasi itu normal bila terjadi saat belum akil balig, hamil, menyusui dan menopause. Di luar itu harus menstruasi (rutin)," ujar Kanadi.
Amenorea primer biasanya disebabkan oleh masalah genetik. Salah satu di antaranya adalah sindrom Turner. Sindrom Turner merupakan suatu kondisi di mana perempuan kekurangan kromosom X. Perempuan memiliki kromosom XX dalam kondisi normal, sedangkan perempuan dengan sindrom Turner hanya memiliki kromosom X.
Kelainan ini memengaruhi jumlah sel telur yang dimiliki oleh perempuan penyandang sindrom Turner. Akibatnya, perempuan dengan sindrom Turner tidak pernah mengalami menstruasi, meski sudah memasuki usia dewasa.
Di sisi lain, amenorea sekunder bisa dipicu oleh beragam faktor. Salah satu di antaranya adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Obesitas, menurut Kanadi, juga dapat membuat menstruasi terganggu. Selain itu, penurunan berat badan yang ekstrem juga dapat menjadi salah satu pemicu amenorea sekunder.
"Hormon datang dari kolesterol. Kalau berat badan sanagt menyusut, dari mana datangnya hormon," kata Kanadi.
Oleh karena itu, perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi atau yang menstruasinya absen selama minimal tiga siklus perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Semakin cepat kondisi ini diperiksa, dokter bisa menemukan penyebab terjadinya amenorea dengan lebih cepat sehingga pasien pun bisa mendapatkan penanganan lebih awal.