REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Konser musisi K-pop G-Dragon yang di Bangkok, Thailand, dibatalkan. Hal ini memicu gelombang protes dari penggemar. Pembatalan ini, yang menjadi bagian dari tur dunia "Übermensch" G-Dragon, seharusnya dijadwalkan pada 2 Agustus 2025 di Rajamangala National Stadium.
Namun, pengumuman pembatalan datang hanya tiga pekan sebelum acara. Pada Jumat (11/7/2025), agensi G-Dragon, Galaxy Corporation, mengeluarkan pernyataan melalui saluran resminya.
"Kami sangat menyesal menginformasikan bahwa konser Bangkok yang dijadwalkan pada 2 Agustus telah dibatalkan karena keadaan yang tidak terduga. Kami dengan tulus meminta maaf kepada para penggemar yang telah menunggu, dan kami berharap dapat bertemu kembali dengan penggemar Thailand di masa mendatang," tulis agensi dikutip dari laman Allkpop pada Jumat (11/7/2025).
Sayangnya, agensi tidak memberikan alasan spesifik untuk pembatalan tersebut, yang justru semakin mengintensifkan ketidakpuasan di kalangan penggemar. Banyak penggemar G-Dragon sudah telanjur memesan tiket penerbangan, akomodasi, dan mengambil cuti kerja untuk menghadiri konser tersebut. Tanpa adanya penjelasan atau kompensasi yang ditawarkan, kritik terhadap penanganan Galaxy Corporation terus meningkat dan memicu reaksi keras dari para fans.
Pembatalan ini memicu kekhawatiran di kalangan penggemar mengenai manajemen agensi terhadap tur G-Dragon. Masalah-masalah telah dilaporkan di seluruh rangkaian tur dunia, dimulai dengan konser pembuka pada Maret di Goyang Stadium, Seoul, yang terlambat 73 menit dari jadwal. Di kota-kota seperti Makau, Sydney, dan Hong Kong, para penggemar juga menyuarakan kekhawatiran mengenai ukuran venue yang tidak memadai dan jadwal penampilan yang sangat padat, termasuk tiga pertunjukan berturut-turut.
Baru-baru ini, sebagai bentuk protes, para penggemar bahkan mengorganisasi protes truk untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. Fandom G-Dragon menuduh Galaxy Corporation salah mengelola operasional tur. Para kritikus berpendapat bahwa perusahaan tampaknya memprioritaskan promosi korporat di atas kesuksesan artis, dengan beberapa spekulasi bahwa upaya ini terkait dengan potensi dorongan menuju pencatatan saham di pasar modal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang fokus utama agensi: apakah mereka benar-benar mengutamakan karier dan kesejahteraan artis, ataukah lebih berorientasi pada keuntungan bisnis semata?
Seiring dengan terus meningkatnya gelombang protes, para penggemar menuntut transparansi, akuntabilitas, dan komitmen yang lebih kuat terhadap manajemen yang berpusat pada artis. Mereka berharap agar Galaxy Corporation dapat belajar dari insiden ini dan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kualitas manajemen tur serta memberikan prioritas utama pada pengalaman dan kepuasan penggemar, serta kesejahteraan artis itu sendiri.