Jumat 31 Jan 2020 02:19 WIB

Sel Paru-Paru Bisa Kembali Sehat Jika Setop Merokok

Tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Dilarang merokok
Foto: corbis
Dilarang merokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang menjadi perokok berat sepanjang hidupnya, masih punya kesempatan untuk mengurangi risiko kanker paru-paru. Sebuah studi yang dilakukan para ilmuwan mengklaim sebuah temuan yang menawarkan harapan bagi para perokok berat.

Penelitian dari Wellcome Sanger Institute dan University College London, menemukan hasil mengagumkan pada perokok berat yang berhenti total. Mereka yang berhenti total memiliki lebih banyak sel paru-paru yang secara genetik kembali sehat. Sel sehat baru itu mengisi kembali lapisan saluran udara mereka.

Baca Juga

Sel-sel buruk perlahan-lahan akan memiliki lebih kecil kemungkinan untuk berkembang menjadi sel kanker di masa depan. Orang-orang yang menjadi perokok berat selama 30-40 tahun atau lebih, banyak yang menyebut sudah telat untuk berhenti, padahal tidak sama sekali.

“Apa yang sangat menarik tentang penelitian kami? Kami menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berhenti. Beberapa orang dalam penelitian kami telah merokok lebih dari 15 ribu bungkus rokok selama hidup mereka, tetapi dalam beberapa tahun berhenti, lalu paru-paru mereka menunjukkan kondisi yang prima,” kata salah seorang ilmuwan Wellcome Sanger Institute dan penulis senior dalam studi tersebut, Dr Peter Campbell.

Menurut Cancer Research UK, dari 47 ribu kasus kanker paru-paru yang dilaporkan di Inggris setiap tahun, sekitar 72 persen diyakini merupakan hasil dari merokok. Sebanyak 21 persen di antaranya meninggal.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, melihat para peneliti menganalisis biopsi paru-paru dari 16 orang. Termasuk kelompok yang perokok, mantan perokok, dan mereka yang tidak pernah merokok, bahkan juga anak-anak.

Hasil penelitian menunjukkan, sembilan dari setiap 10 sel paru-paru pada perokok saat ini memiliki 10 ribu mutasi genetik tambahan. Ini merupakan akibat langsung dari bahan kimia tembakau, jika dibandingkan dengan non-perokok.

Sementara itu, lebih dari seperempat sel yang rusak itu memiliki setidaknya satu mutasi pemicu kanker. Tetapi pada mereka yang berhenti merokok, para peneliti menemukan sekelompok sel cukup besar yang melapisi saluran udara, yang lolos dari kerusakan genetik akibat rokok di masa lalu.

Sel-sel itu ditemukan setara dengan mereka yang tidak pernah merokok. Sehingga mantan perokok juga dapat mempertahankan sel sehat empat kali lebih baik, daripada rekan-rekan mereka yang masih merokok.

Namun peneliti mengingatkan jika sudah memiliki risiko kerusakan permanen yang lebih dalam di paru-paru, maka itu kemungkinan mengidap penyakit paru-paru kronis masih tetap ada. Ke depannya, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut pada jumlah orang yang lebih besar, untuk mendalami lebih lanjut mengenai kanker pada perokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement