REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker kelenjar getah bening merupakan salah satu penyebab kematian yang umum terjadi di masyarakat Indonesia. Aktris Ria Irawan meninggal setelah berjuang melawan kanker yang sudah dalam stadium empat itu.
Angka kejadian kanker kelenjar getah bening terus meningkat di Indonesia. Jika pada 2013 angkanya hanya 1,4 per 1.000 penduduk, pada 2018 prevalensinya meningkat menjadi 1,79 per 1.000 penduduk Indonesia.
"Kanker bisa menyebabkan pasien yang menderita lebih cepat meninggal sehingga harapan hidup pasien dengan kanker lebih rendah dari masyarakat umum," ungkap akademisi dan praktisi klinis, Prof dr Ari Fahrial Syam.
Kasus kanker kelenjar getah bening yang dialami Ria membawa ingatan pada almarhum ustadz Arifin Ilham. Dai kondang itu berpulang dalam usia 49 tahun juga karena penyakit yang sama.
Ari menjelaskan, kanker kelenjar getah bening dikenal juga limfoma. Penyakit ini merupakan bagian dari kanker darah. Selain limfoma, leukemia dan myeloma juga bagian dari kanker darah.
"Leukemia menyerang sumsum tulang, limfoma menyerang kelenjar getah bening. dan myeloma menyerang sel plasma," jelas Ari.
Pengidap limfoma, menurut Ari, umumnya mempunyai keluhan berat badan turun, demam tidak terlalu tinggi, dan keringat malam. Secara umum penyebab kanker memang bermacam-macam.
Menurut Ari, ada hikmah yang dapat diambil dari perjalanan penyakit kanker Ria. Ia mengatakan, masyarakat harus peduli terhadap gangguan kesehatan yang terjadi dan memeriksaan kesehatan secara rutin, apalagi ketika ada riwayat kanker sebelumnya.
Bagaimana cara menghindari terserang kanker? Secara Ari menjelaskan, secara umum untuk menghindari dari berbagai penyakit, khususnya kanker, masyarakat diserukan hidup teratur dengan menghindari gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol.
"Hidup tidak ngoyo dan menghindari stres yang berlebihan-lebih, apalagi jika sudah usia lanjut atau berumur di atas 60 tahun," kata Ari.