REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien yang didiagnosis kanker kelenjar getah bening jenis limfoma hodgkin banyak terjadi pada kelompok usia muda antara 15-30 tahun dan usia tua antara 55 tahun ke atas. Penyakit ini berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.
"(Faktor risiko limfoma hodgkin) berhubungan dengan umur karena limfoma ini berhubungan dengan imun," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medis dari RS Cipto Mangunkusumo Jakrat, Andhika Rachman, dalam webinar disimak di Jakarta, dikutip Senin (6/3/2023).
Sistem kekebalan tubuh atau imun rentan mengalami perubahan pada rentang usia tersebut. Pada kelompok usia muda, sistem imun yang dimiliki belum matang sehingga akan mudah mengalami perubahan.
Sementara pada kelompok usia tua, sistem imun mulai terganggu seiring dengan penuaan, termasuk juga akibat nutrisi yang kurang. Meski begitu, usia bukan satu-satunya faktor risiko seseorang mengalami limfoma hodgkin.
Penderita penyakit autoimun, seperti lupus, serta penderita penyakit yang menyerang sistem imun seperti HIV/AIDS juga rentan mengalami perubahan kondisi yang bisa bertransformasi menjadi limfoma hodgkin. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan metabolik atau sindrom resistensi insulin seperti kolesterol tinggi dan diabetes tinggi juga menjadi salah satu "gerbang" mempermudah terjadinya limfoma hodgkin.
"Dengan adanya sindrom resistensi insulin, gula tinggi terus, kolesterol tinggi terus, obesitas, itu akan mengganggu sel yang tadinya normal. Meskipun ada tidak normal sedikit, dia akan berubah sifat menjadi ganas," kata Andhika.
Infeksi virus Epstein-Barr, yang mudah masuk di makanan yang diawetkan seperti ikan asin, ikan asap, dan daging asap, juga dapat memicu timbulnya limfoma hodgkin. Selain itu, limfoma hodgkin juga berisiko pada orang-orang yang menyalahgunakan zat-zat tertentu seperti narkoba.