REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mengkonsumsi kopi yang telah disaring dapa mengurangi resiko diabetes tipe 2 hingga 60 persen. Para ilmuwan mengatakan kertas-kertas, di mana kopi disaring dapat menangkap molekul yang mempengaruhi kadar gula darah.
Peneliti membandingkan efek kopi yang disaring dan direbus, saat biji kopi dimasukkan langsung ke dalam air. Peserta meminum tiga kopi yang disaring dalam sehari dan hasilnya, mereka berpotensi 60 persen lebih rendah mengalami diabetes tipe 2, dibandingkan penggemar kopi rebus.
"Hasil kami sekarang jelas menunjukkan kopi yang disaring memiliki efek positif dalam hal mengurangi risiko pengembangan diabetes tipe 2,” ujar Rikard Landberg, seorang profesor yang merupakan rekan penulis studi, dilansir Daily Mail, Kamis (19/12).
Landberg mengaakan kopi rebus tidak memiliki efek tersebut sama sekali. Meski tidak memiliki bukti kuat, ia juga mengatakan bahwa kopi espresso juga tidak mengandung manfaat itu.
Sementara itu, tidak diketahui apakah kopi instan memiliki manfaat sama seperti kopi yang disaring. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui hal ini. Kopi instan menjadi salah satu jenis kopi yang paling umum dikonsumsi oleh masyarakat Inggris.
Kopi saring mengacu pada metode di mana biji kopi ditumbuk halus, kemudian ditempatkan di filter dan air hasil penyaringan melewatinya. Sebaliknya, kopi rebus dibuat dengan biji kopi yang ditumbuk kasar dan ditambahkan langsung ke air.
Coffee Filter
Penelitian yang dilakukan oleh Chalmers University of Technology dan Umeå University, melibatkan 842 orang dari wilayah Västerbotten di wilayah utara Swedia. Swedia menjadi salah satu negara dengan peminum kopi saring tertinggi di dunia dan sekitar tujuh persen dari populasi di sana menderita diabetes.
Setengah dari mereka yang ikut menderita diabetes tipe 2 pada akhirnya. Temuan ini diterbitkan dalam Journal of Internal Medicine. Sampel darah yang telah dikumpulkan pada awal studi pada 1990-an dianalisis menggunakan teknik yang disebut metabolomik.
Metabolomik memungkinkan para dokter untuk mengidentifikasi konsentrasi darah dari molekul-molekul tertentu, termasuk diterpen.Ini berarti para peneliti tidak perlu hanya bergantung pada buku harian makanan dan minuman partisipan, yang seringkali tidak akurat.
Profesor Landberg dan rekannya menemukan 32 penanda dalam darah sangat terkait dengan kopi yang disaring dan 24 untuk kopi rebus. Dengan menggunakan penanda ini, para peneliti dapat menunjukkan bahwa orang yang minum kopi yang disaring lebih kecil kemungkinannya terkena diabetes tipe 2.
Diterpen hanya ditemukan dalam darah peminum kopi rebus, sedangkan peminum kopi yang disaring memiliki kadar senyawa fenolik yang lebih tinggi, yang memiliki sifat antioksidan. Secara alami, diterpen yang ada dalam kopi dikaitkan dengan kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan pembuluh darah.
Studi yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan kopi rebus meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kolesterol 'buruk' yang tinggi karena adanya diterpen.
“Ketika Anda menyaring kopi, maka apa yang diminum adalah apa yang ditangkap dalam seringan tersebut dan ebagai hasilnya, Anda mendapatkan manfaat kesehatan dari banyak molekul lain yang ada, seperti zat fenolik yang berbeda.Dalam jumlah sedang, kafein juga memiliki efek kesehatan yang positif,” jelas Landberg.