Selasa 17 Dec 2019 15:56 WIB

Studi: Ibuprofen Dapat Turunkan Risiko Kanker Payudara

Riset terbaru menemukan bahwa ibuprofen bisa mengurangi risiko kanker payudara.

Rep: Febryan A/ Red: Nora Azizah
Riset terbaru menemukan bahwa iburofen dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita (Ilustrasi)
Foto: Needpix
Riset terbaru menemukan bahwa iburofen dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset terbaru yang dikerjakan Mayo Clinic, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa iburofen dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita. Mengonsumsi obat antiinflamasi ibuprofen atau naproxen secara teratur dapat memangkas risiko kanker payudara hingga 40 persen.

"Beberapa studi telah mengevaluasi apakah penggunaan obat anti-inflamasi seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen memengaruhi risiko wanita terkena kanker payudara," kata Dr Amy Degnim, seorang ahli bedah kanker payudara di Mayo Clinic di Minnesota.

Baca Juga

Degnim dan rekan-rekannya mensurvei 3.089 wanita yang pernah mengalami kanker payudara antara tahun 1992 dan 2001. Semua orang dalam penelitian ini telah diberi biopsi (pengambilan sepotong kecil daging payudara untuk pengujian) karena masalah dengan payudara mereka.

Selama penelitian, 313 wanita menderita kanker payudara. Tim menemukan bahwa wanita yang telah menggunakan Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) pada titik mana pun selama hidup mereka memiliki 61 persen risiko kanker dari mereka yang tidak pernah menggunakan NSAID.

"Kami menemukan bahwa wanita yang melaporkan menggunakan ibuprofen atau naproxen memiliki sekitar 40 persen pengurangan risiko kanker payudara,” kata Dr. Degnim dikutip dari dailymail.co.uk, Selasa (17/12).

Sementara itu, lanjut Degnim, wanita yang menggunakan aspirin tidak memiliki pengurangan risiko kanker payudara. "Wanita yang menggunakan obat-obatan untuk kebutuhan reguler secara teratur juga memiliki perlindungan yang lebih besar dari kanker payudara," katanya.

Penelitian ini tidak menjelaskan alasan obat-obatan itu dapat mengurangi risiko kanker payudara. Namun penelitian sebelumnya memberikan pentunjuk, salah satunya sebuah studi dalam jurnal Breast Cancer Research yang dirilis pada April lalu.

Riset itu mengatakan bahwa obat-obat anti-inflamasi dapat memperlambat aktivitas enzim (cyclooxygenase) yang diketahui terlalu aktif dalam sel kanker. Mereka juga dapat melindungi terhadap kanker payudara dengan membatasi kemampuan tubuh untuk mengubah testosteron menjadi estrogen, yang dikenal sebagai bahan bakar tumor payudara.

Meski demikian, penggunaan obat anti-inflamasi secara teratur tidak dianjurkan untuk orang yang sehat. Peneliti Mayo Clinic mengatakan wanita juga tidak bisa serta merta menggunakan obat tersebut untuk mengurangi risiko kanker.

Sebab, obat-obatan anti-inflamasi itu diketahui juga meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Selain itu juga bisa menyebabkan borok, perdarahan, atau lubang yang berkembang di perut atau usus.

Obat-obatan aman digunakan bagi kebanyakan orang tetapi pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka jika mereka berencana untuk meminumnya untuk waktu yang lama.

Sekitar satu juta wanita di AS didiagnosis menderita penyakit payudara jinak setiap tahun, bersama dengan puluhan ribu wanita di Inggris. Ini dapat mencakup kista, tumor non-kanker, pertumbuhan mirip kutil, infeksi atau penumpukan lemak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement