REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insomnia dapat berdampak serius pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Sebuah penelitian terhadap wanita berusia 50 tahun ke atas telah menemukan bahwa diet kemungkinan besar berkontribusi terhadap gangguan tidur ini.
Para peneliti telah memperhatikan hal ini, karena banyak penelitian menunjukkan bahwa insomnia bukan hanya gangguan ringan. Dilansir di Medical News Today, Sabtu (14/12) disebutkan, insomnia mungkin terkait dengan banyak hasil kesehatan negatif lainnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), durasi tidur pendek dan gangguan tidur berhubungan dengan masalah kardiovaskular, diabetes, dan depresi.
Untuk alasan ini, spesialis telah mencari cara untuk mencegah atau mengobati insomnia dan gangguan tidur lainnya, mulai dengan mencari semua penyebab yang mungkin.
Penelitian yang ada telah meminta perhatian pada fakta bahwa diet dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebuah studi dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York City, NY, menunjukkan bahwa diet tinggi karbohidrat, terutama gula tambahan, memiliki keterkaitan dengan risiko insomnia yang lebih tinggi pada perempuan berusia 50 dan lebih.
"Insomnia sering diobati dengan terapi perilaku kognitif atau obat-obatan, tetapi ini bisa mahal atau membawa efek samping, "jelas penulis studi senior James Gangwisch, Ph.D.
Para peneliti bekerja dengan data 53.069 peserta perempuan berusia 50-79 tahun, yang semuanya telah terdaftar dalam Penelitian Observatif Inisiatif Kesehatan Perempuan antara September 1994 dan Desember 1998.
Untuk memahami apakah benar-benar ada hubungan antara pilihan makanan dan risiko insimnia, para peneliti mencari hubungan antara diet yang berbeda dan gangguan tidur.
Mereka menemukan hubungan antara risiko insomnia yang lebih tinggi dan diet yang kaya karbohidrat olahan. Ini termasuk makanan dengan tambahan gula, soda, nasi putih, dan roti putih.
Mereka mencatat bahwa ada mekanisme mendasar yang mungkin menjelaskan gula tambahan dapat menyebabkan gangguan tidur. "Ketika gula darah meningkat dengan cepat, tubuh Anda bereaksi dengan melepaskan insulin, dan penurunan gula darah yang dihasilkan dapat menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang dapat mengganggu tidur," jelas Gangwisch.
Akan tetapi buah-buahan dan sayuran yang secara alami mengandung gula tidak meningkatkan kadar gula darah hampir secepat makanan yang mengandung gula tambahan.
Ini karena makanan alami ini juga tinggi serat, yang berarti bahwa tubuh menyerap gula lebih lambat, mencegah lonjakan kadar gula darah. Peserta perempuan yang memiliki diet kaya sayuran dan buah-buahan, tetapi bukan jus buah, ditemukan tidak memiliki peningkatan risiko insomnia.