REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali kariernya sejak 1999, band T-Five tetap aktif berkarya. Para personel, yakni Gordon (vokal), Paul (vokal), Yerry (vokal), Nino (vokal), Ajier (gitar), dan Bheben (bas) sudah menganggap bandnya seperti keluarga kedua.
"Bersyukur banget, waktu berjalan terus dan T-Five genap 20 tahun. Sebenarnya enggak ada rumus. Passion sama, visi sama, kami jalani aja. Ada konflik, tapi dibuat jadi pelajaran yang mempererat, bukan bikin renggang," kata Gordon.
T-Five semula terdiri dari sembilan personel, yaitu Gordon, Nino, Yerry, Paul, Aswin, Andi, Bheben, Rizal, dan Tomtom. Setelah pergantian formasi, saat ini T-Five diperkuat enam personel yang terdiri dari lima personel awal dengan tambahan Ajier.
Grup musik T-Five merayakan 20 tahun karier musik bersama T-Fivers di Hard Rock Cafe, Jakarta, Kamis (5/12) petang.
Band yang awalnya merupakan kelompok vokal itu menyoroti pentingnya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. T-Five menganggap, era digital sangat membantu band dan musisi untuk terus mengeksplorasi musik tanpa batasan.
Akan tetapi, ada sejumlah hal yang bergeser dan hilang. Misalnya, penggemar yang dijuluki T-Fivers dulu sangat memburu karya berwujud fisik seperti kaset atau CD. Hal itu dianggap sebagai memorabilia berharga dan sebuah kebanggaan jika memilikinya.
Menurut T-Five, memang masih ada penikmat musik yang gemar mengoleksi karya fisik, tetapi jumlahnya tidak sebanyak dulu. "Di sisi lain, sekarang promosi karya lebih mudah, proses kreatif dan rekaman lebih efisien," kata Yerry.
Era analog maupun digital, T-Five ingin menghadapinya bersama sebagai keluarga yang solid. Mereka ingin berkembang dan terus berkarya. "T-Five ibarat rumah. Kalau ada yang keluar, tetap pada akhirnya akan pulang," kata Nino.