Ahad 08 Dec 2019 06:19 WIB

Menulis Bisa Buat Tahun Baru Lebih Bahagia

Penelitian menunjukkan menulis sebagai terapi tidak hanya membantu mengurangi stres

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Christiyaningsih
Penelitian menunjukkan menulis sebagai terapi tidak hanya membantu mengurangi stres. (ilustrasi)
Foto: serc.carleton.edu
Penelitian menunjukkan menulis sebagai terapi tidak hanya membantu mengurangi stres. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seseorang umumnya tahu hal yang terbaik bagi dirinya sendiri. Akan tetapi terkadang mereka masih berjuang untuk melakukannya, seperti makan dengan baik, tidur delapan jam, atau menulis jurnal.

Jelang akhir tahun, kita mendekati masa-masa seseorang berkomitmen bisa menjadi versi terbaik dirinya. Manfaatkan penargetkan pencapaian dalam pembuatan jurnal.

Baca Juga

Dilansir USA Today pada Sabtu (7/12), penelitian menunjukkan menulis sebagai terapi tidak hanya membantu mengurangi stres dan kecemasan. Tetapi menulis juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi terserang penyakit, dan membantu melawan penyakit.

"Tindakan fisik menuliskan sesuatu adalah cara yang ampuh untuk memproses informasi dan pengalaman, memperhatikan pola, dan menumbuhkan kreativitas," kata penulis buku Get Your Life Together(ish) and Self-Care for Collage Students, Julia Dellitt.

Dia mengatakan jurnal dapat membantu seseorang mengolah emosinya. Seseorang yang mencoba melepaskan kecemasan, bisa menemukan suatu kejelasan. Bahkan, Dellitt mengatakan menulis bisa melatih rasa terima kasih.

“Ketika Anda melakukan ini (menulis jurnal) secara teratur, Anda lebih siap untuk membangun ketahanan dan lebih hadir dalam hidup Anda,” ujar Dellitt.

Bingung harus memulai dari mana? Hal terbaik untuk dilakukan adalah memulai menulisnya. Sebab, tidak ada aturan baku ihwal bagaimana cara yang benar dan salah dalam menulis jurnal.

Dellitt merekomendasikan pengaturan timer selama lima menit untuk menulis. Misalnya menulis tentang apa saja yang terjadi dalam kehidupan sampai timer berbunyi. Lakukan kegiatan itu beberapa kali dalam sepekan atau setelah bangun tidur, sebelum menggunakan telepon, ketika hendak tidur.

“Anggap itu sebagai cara untuk membongkar apa pun yang ada dalam pikiranmu,” kata Dellitt.

Menurutnya, ketika seseorang memberikan waktu yang spesifik dan singkat untuk membuat jurnal, maka hal itu bisa menjadi kebiasaan. Halaman yang kosong bisa terasa menakutkan, tetapi Dellitt menyarankan jangan panik. “Tidak ada yang membagikan nilai atau bintang emas untuk masukan jurnal Anda,” ujar dia.

Itulah keindahan membuat jurnal yang hanya untuk Anda sendiri. Dellitt mengatakan seseorang cukup menuliskan pemikiran atau perasaan yang terlintas di benaknya. Bahkan jika pikiran itu hanya sebaris seperti 'Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan'.

Buku apapun dapat berfungsi sebagai jurnal. Hal paling penting adalah ingat bahwa tidak ada aturan baku dalam membuat jurnal. Jika Anda kesulitan dalam menulis ekspresif, cobalah membuat jurnal rasa terima kasih atau merekam impian Anda. Anda juga dapat membuat jurnal tentang tujuan spesifik dan kemajuan yang Anda buat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement