Senin 02 Dec 2019 17:39 WIB

Mengajak Anak Mengenal Tanaman Sejak Dini

Memperkenalkan tanaman pada anak menjadi bekal mereka dalam menjaga lingkungan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Para siswa RA Raihan Persis 27 Kota Tasikmalaya diajarkan langsung memetik buah langsung dari pohonnya dan menanam pohon, Senin (2/12).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Para siswa RA Raihan Persis 27 Kota Tasikmalaya diajarkan langsung memetik buah langsung dari pohonnya dan menanam pohon, Senin (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan siswa Raudhatul Athfal (RA) Raihan Persis 27 Kota Tasikmalaya, berkumpul di kebun buah-buahan di Zona Merah Pasir Pataya, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cebeureum, Kota Tasikamalaya, Senin (2/12). Hari itu, kegiatan mereka tak seperti hari-hari biasanya yang selalu dihabiskan di dalam kelas, melainkan keluar ke lapangan untuk mengenal langsung pelajaran yang didapati di dalam kelas.

Sejak pagi hari, sekitar 130 siswa itu sudah berada di lokasi tersebut. Di lahan seluas 15 hektare itu, mereka berkeliling dari satu kebun buah-buahan ke kebun lainnya. Mulai dari pepaya, jerung, mangga, rambutan, hingga salak, semua mereka nikmati langsung dari pohonnya.

Baca Juga

Kenikmatan buah-buahan segar itu juga langsung dirasakan para siswa di tengah kebun. Panas matahari yang semakin siang semakin terik, tak membuat keceriaran mereka luntur.

Salah satu pengajar RA Raihan, Vernalia mengatakan, kegiatan kunjungan lapangan (fieldtrip) itu memang bagian dari metode sekolahnya untuk mengembangkan kemampuan anak. Menurut dia, hampir setiap tema pelajaran yang diberikan di sekolahnya, selalu diakhiri dengan kunjungan lapangan.

Kebetulan, kali ini tema yang diajarkan kepada para siswa adalah tentang tanaman sayuran dan buah. Karena itu, puncak dari tema itu adalah langsung mengenalkan anak-anak ke perkebunan sayur dan buah.

"Memang kita selalu melakukan kunjungan ke lapangan (fieldtrip) ketika mengajarkan sesuatu kepada anak. Itu untuk mendukung pengetahuan yang mereka terima di sekolah, sehingga nanti mereka bisa riil melihat kenyataan," kata dia.

Di perkebunan itu, para siswa diajak berkeliling kebun dan merasakan langsung memetik buah dari pohonnya. Anak-anak itu juga dijelaskan mengenai buah-buahan tersebut. Terakhir, mereka diajari cara menanam.

Hal itu, lanjut dia, dilakukan agar anak-anak tahu tentang apa saja yang diciptakan oleh Allah. Dengan begitu, anak-anak dapat bersyukur dengan nikmat yang sudah diberikan Allah.

Kedua, mereka bisa memanfaatkan yang diciptakan Allah untuk dikonsumsi langsung. Terkahir, kegiatan itu diharapkan menjadi bekal untuk anak-anak bisa menjaga kelestarian lingkungan di Bumi yang Allah ciptakan.

Salah satu siswi RA Raihan yang ikut kegiatan itu, Pahla (5 tahun) mengaku senang bisa belajar langsung di kebun. Apalagi, ia bisa melihat, memetik, dan memakan, langsung buah-buahan yang ada di sana.

"Senang belajar dan bisa makan langsung pepaya, mangga, jeruk, salak. Mangga yang paling aku suka, rasanya manis," kata dia.

Meski capek, Pahla mengaku tetap semangat mengikuti kegiatan itu. Menurut dia, di tempat itu ia bisa belajar langsung cara produksi buah yang baik. Apalagi, mereka juga diajarkan menanam buah-buahan.

Ia ingin, di rumahnya nanti juga bisa menanam pohon buah. Satu pohon buah yang ingin dimilikinya sendiri tak lain adalah mangga. "Nanti maunya menanam pohon mangga, soalnya manis," kata dia.

Tak hanya Pahla, salah seorang siswa RA Raihan, Babam (6) juga mengaku senang bisa belajar langsung di kebun buah-buahan. Bukan hanya belajar, ia juga bisa langsung memakan buah yang segar.

"Kalau aku paling suka stroberi, tapi di sini gak ada. Nanti beli aja di supermarket," kata dia dengan polosnya.

Meski begitu, buah-buahan yang ia cicipi di kebun Zona Merah Pasir Pataya itu bukan berarti tak enak. Mulai dari mangga, jeruk, rambutan, hingga salak, semua dilahapnya. Namun, yang paling ia suka di tempat itu adalah buah salak. "Salaknya gak ada durinya. Jadi manis," ucap dia.

Babam juga senang dapat diajarkan langsung cara menanam tunbuhan buah. Ia ingin, di rumahnya nanti akan menanam tumbuhan. Bukan hanya buah-buahan, tetapi juga sayuran seperti cabai dan tomat.

"Sebenarnya tidak suka sih cabai dan tomat, tapi mau menanam saja. Yang penting ada buah stroberi," kata dia.

Di akhir kegiatan, sambil menyanyikan lagu 'Menanam Jagung', anak-anak itu berbaris di tanah yang sudah disiapkan. Sementara itu, petugas kebun memberikan masing-masing anak dua bibit jagung dan beberapa butir pupuk. Anak-anak itu pun langsung diajarkan praktik menanam tumbuhan buah-buahan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement