Sabtu 30 Nov 2019 04:00 WIB

Pernah Sakit Kepala Setelah Mengonsumsi Gula?

Orang dengan penyakit tertentu rentan terkena sakit kepala setelah mengonsumsi gula.

Rep: MGROL 125/ Red: Reiny Dwinanda
Gula pasir. Pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, sakit kepala dapat menyerang setelah mereka mengonsumsi gula.
Foto: Boldsky
Gula pasir. Pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, sakit kepala dapat menyerang setelah mereka mengonsumsi gula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat beberapa kondisi medis yang membuat seseorang lebih rentan terkena sakit kepala akibat mengonsumsi gula. Kondisi medis tersebut seperti diabetes dan orang yang sudah memiliki riwayat penyakit migrain.

Dilansir Medical News Today, diabetesI tidak dapat mengelola kadar gula darahnya secara alami. Ketika gula darah menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, mereka bisa terserang sakit kepala.

Baca Juga

Lebih

Ketika gula darah berfluktuasi, kemungkinan mengalami sakit kepala pun semakin besar. Diabetesi yang kesulitan mengelola kondisinya atau tidak minum obat sesuai resep yang diberikan akan lebih rentan terhadap sakit kepala.

Diabetes yang tidak terkelola dapat merusak pembuluh darah. Rusaknya pembuluh darah tersebut dapat mengubah sirkulasi darah ke otak.

Kerusakan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan jantung dan otak. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya sakit kepala.

Selain itu, sakit kepala yang tiba-tiba dan intens bisa disebabkan oleh strok, gumpalan darah, atau aneurisma. Beberapa orang dengan diabetes mengembangkan kondisi yang disebut ketoasidosis diabetik, yakni ketika tubuh menggunakan lemak sebagai pengganti gula untuk energi.

Orang dengan ketoasidosis diabetik kadang-kadang mengalami sakit kepala hebat, pembengkakan, kebingungan, hingga kehilangan kesadaran. Sementara itu, orang yang sudah memiliki penyakit migrain juga lebih rentan terkena sakit kepala akibat mengonsumsi gula.

Perubahan dalam diet dan fluktuasi gula darah dapat memicu migrain pada beberapa orang yang memang sudah biasa mengalaminya. Setiap individu memiliki pemicu yang berbeda, sehingga sangat penting untuk mencatat kapan migrain terjadi untuk menentukan apakah gula merupakan pemicunya.

Sebuah studi yang dilakukan pada 2006 mengaitkan pemanis jenis sucralose dengan migrain. Hal ini berarti pengganti gula juga dapat berperan dalam timbulnya sakit kepala akibat gula.

Terkait hal tersebut, orang biasanya cenderung memutuskan untuk melakukan diet gula. Tetapi, sebenarnya menghindari gula sama sekali bukanlah cara yang tepat. 

Gula bisa membuat ketagihan. Faktanya, gula menyebabkan perubahan otak yang mirip dengan obat adiktif.

Sebuah studi tahun 2016 menemukan, ketika terkena kadar gula yang tinggi secara kronis, otak membuat dopamin lebih sedikit. Dopamin tersebut memainkan peran penting dalam kesenangan, motivasi, dan suasana hati. Dopamin juga dikaitkan dengan kecanduan.

Ketika orang tiba-tiba berhenti mengonsumsi gula, otak mereka mungkin mengalami penarikan. Mengurangi konsumsi gula secara bertahap merupakan cara yang tepat sehingga dapat mengurangi gejala-gejala tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement