Penyakit Autoimun menjadi perhatian publik semenjak Ashanty, penyanyi sekaligus istri dari Anang Hermansyah dikabarkan tengah mengidap penyakit ini. Sampai saat ini Ashanty masih harus mendapatkan penanganan medis secara rutin.
Gejala yang dialami dari Ashanty sendiri adalah munculnya bentol disekujur tubuh, kesulitan tidur (insomnia), dan mood swing yang muncul hampir setiap hari.
Meski sangat terpukul dengan apa yang sedang dialaminya, Ashanty pun pada vlog teraakhirnya tetap mencoba mengedukasi para fansnya mengenai penyakit ini. Dia pun mengatakan bahwa ternyata penyakit autoimun yang dideritanya merupakan tipe penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan bisa menyebabkan kematian jika semakin parah.
Jadi apakah pengertian penyakit autoimun yang sebenarnya?
Penyakit Autoimun secara medis merupakan tipe penyakit dimana kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Jadi ketika sistem kekebalan tubuh harusnya menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
Tapi bagi penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Dilansir dari alodokter, selain pengertian dari penyakit autoimun. Berikut informasi lebih lengkapnya baik dari tipe penyakit autoimun, gejala sampai pengobatannya.
Tipe Penyakit Autoimun yang Paling Banyak Diderita Orang
Penyakit Autoimun terbagi kebeberapa jenis lainnya. Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Gejala dari masing-masing penyakit autoimun pun ada yang berbeda dan yang hampir sama.
Namun dari puluhan jenis terdapat 10 jenis penyakit autoimun yang paling banyak diderita dan paling mudah menyerang orang-orang.
1. Rheumatoid Arthritis (Rematik)
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit yang menyerang sendi dan bahkan hingga ke mata, kulit, atau jantung. Rheumatoid arthritis membuat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri dan menyebabkan keluhan seperti nyeri sendi, bengkak, dan kekakuan yang parah.
2. Lupus
Lupus adalah penyakit yang autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel dan jaringannya sendiri. Sistem kekebalan tubuh adalah jaringan yang kompleks dari sel yang bekerja secara harmonis untuk mempertahankan tubuh melawan serangan zat asing yang berbahaya untuk tubuh.
3. Diabetes Tipe 1
Orang-orang dengan diabetes tipe 1 berada dalam kondisi ketika tubuh tidak membuat insulin sama sekali. Penyebabnya adalah diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun. Seseorang bisa terlahir dengan kondisi penyakit ini dan biasanya berkembang sejak usia anak-anak.
4. Alopecia (Kerontokan Rambut)
Biasanya, seseorang mengalami alopecia ketika terkena stres. Penelitian menunjukkan bahwa 70 persen dari 500 pasien alopecia mengalami stres. Masalah kesehatan ini disebut timbul ketika tubuh menyerang folikel rambut. Kerusakan yang terjadi tidak permanen namun tidak bisa memunculkan kebotakan, rambut menipis, atau patah-patah.
5. Penyakit Radang Usus
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan usus disebut dengan penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD), karena dapat menyebabkan radang kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat muncul dengan gejala diare, perdarahan pada dubur, buang air besar yang mendesak, sakit perut, demam, berat badan turun, dan kelelahan.
6. Giant Cell Myocarditis
Adalah kelainan kardiovaskular (penyakit jantung atau hati) yang jarang terjadi karena alasan yang tidak diketahui (idiopatik). Ini ditandai oleh peradangan otot jantung (miokardium), suatu kondisi yang disebut miokarditis.
7. Granulomatosis dengan polyangiitis
Penyakit yang juga disebut dengan Wegener Granulomatosis ini menyebabkan peradangan pada pembuluh darah di hidung Anda, sinus, tenggorokan, paru-paru dan ginjal. Granulomatosis dengan poliangiitis dapat memengaruhi telinga, hidung, tenggorokan, paru-paru, dan ginjal. Mengurangi/menghambat aliran darah ke organ dan jaringan lalu menyebabkan kerusakan.
8. Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis adalah penyakit jangka panjang yang mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf optik di mata. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah/kerusakan pada penglihatan, keseimbangan, kontrol otot, dan fungsi dasar tubuh. Efek Multiple Sclerosis berbeda pada setiap penderitanya.
9. Addisons Disease
Addison's Disease memiliki beberapa klasifikasi. Salah satunya adalah Primary Adrenal Insufficiency di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal. Penyakit ini bisa membuat kelenjar di ginjal mengeluarkan banyak hormon yang menyebabkan kelemahan pada otot, kulit berwarna gelap, penurunan denyut jantung atau tekanan darah, serta mudah lelah.
Saat tubuh dalam tekanan (melawan infeksi), kekurangan kortisol ini dapat mengakibatkan krisis Addisonian yang mengancam jiwa yang ditandai dengan tekanan darah rendah.
10. Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit jangka panjang atau kronis yang menyerang kulit. Psoriasis dianggap sebagai masalah sistem kekebalan tubuh. Pemicu termasuk infeksi, stres dan kedinginan. Pada awalnya, penyakit ini hanya berbentuk ruam kemerahan yang merupakan tanda sistem imun tubuh yang overaktif.
Baca Juga: Biang Keringat: Kenali Gejala, Penyebab Hingga Cara Mengobatinya
Penyebab dan Gejala Penyakit Autoimun
Meskipun belum bisa diketahui secara jelas apa penyebab dari penyakit autoimun namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk seseorang yang menderita penyakit ini:
Berikut beberapa penyebab penyakit autoimun secara garis besar:
- Beberapa penyakit autoimun umumnya menyerang etnis tertentu. Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa orang Eropa, sedangkan lupus rentan terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin.
- Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria. Biasanya penyakit ini dimulai pada masa kehamilan.
- Paparan dari lingkungan, seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta infeksi virus dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan memperparah keadaannya.
- Riwayat keluarga. Umumnya penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang lain. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena penyakit autoimun yang lain.
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
- Kelelahan.
- Pegal otot.
- Ruam kulit.
- Demam ringan.
- Rambut rontok.
- Sulit berkonsentrasi.
- Kesemutan di tangan dan kaki.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal, misalnya paparan sinar matahari atau stres.
Tahapan Penanganan Penyakit Autoimun
Tidak mudah sebenarnya untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Karena setiap penyakit autoimun memiliki ciri khas, namun gejala yang muncul bisa sama. Untuk tahap awal dari penanganan ini Dokter akan menjalankan beberapa tes untuk mengetahui apakah seseorang terserang penyakit autoimun, di antaranya dengan tes ANA (antinuclear antibody) dan tes untuk mengetahui peradangan yang mungkin ditimbulkan penyakit autoimun.
Setelah itu dokter akan memberikan obat baik tablet atau insulin, penanganan langsung seperti apa yang sesuai dengan tipe penyakit autoimun yang diderita dan daftar pantangan yang harus dituruti oleh penderita.
Contohnya, jika penyakit autoimun yang terdeteksi adalah Diabetes tipe 1 maka pantangan yang diberikan adalah larangan mengkonsumsi makanan untuk penderita diabetes seperti makanan yang mengandung glukosa tinggi seperti nasi dan yang berbahan dasar tepung seperti mie atau pastry.
Pengobatan Penyakit Autoimun
Walaupun kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, bisa mengkonsumsi aspirin atau ibuprofen.
Penderita juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika penyakit autoimun yang diderita menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.
Bisa juga dengan mengonsumsi beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid (contohnya dexamethasone), digunakan untuk membantu menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh.
Obat jenis anti TNF, seperti infliximab, dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis.
Baca Juga: Ibu Hamil Menderita Nyeri Ulu Hati, Kenapa Sih?
Dukungan Keluarga jadi Faktor Terpenting
Tahapan penyembuhan dan perawatan yang cukup banyak bisa memicu stress terhadap si penderita. Terutama bagi penderita penyakit autoimun dengan tipe yang tidak bisa disembuhkan. Kondisi mental juga turut mempengaruhi kondisi fisik si penderita.
Jadi, jika ada anggota keluarga yang terdiagnosa penyakit autoimun berikanlah dukungan sepenuhnya. Temani mereka dalam menjalani proses pengobatan secara bertahap dengan sabar. Karena tidak ada yang lebih baik dari dukungan langsung dari keluarga bagi si penderita ketika sedang berjuang melawan penyakitnya.
Jangan lupa untuk membeli produk asuransi kesehatan untuk meringankan biaya pengobatan dan perawatan bagi penderita penyakit autoimun.
Baca Juga: Penyakit Guillain Barre Syndrome: Kenali Gejala hingga Pengobatannya di Sini!