Jumat 29 Nov 2019 02:50 WIB

Aturan Ketat dari Ayah Bagi Pengunjung Bayinya

Aturan ketat sang ayah baru ternyata berdampak negatif.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Indira Rezkisari
Bayi baru lahir.
Foto: Pexels
Bayi baru lahir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ayah biasanya menerapkan aturan ketat kepada siapa pun yang hendak mengunjungi bayinya yang baru lahir. Seorang pria yang baru menjadi ayah membagikan pengalamannya menghadapi dilema menerapkan aturan ketat tersebut.

Dia menjelaskan aturan ketat itu diterapkan kepada orang tua kandung dan juga mertua beserta saudara turunannya. Namun hal itu ternyata mengakibatkan keretakan hubungan.

Baca Juga

Setelah lama menunggu kelahiran sang bayi di rumah sakit, orang tua yang cemas ini mengatakan bahwa dia dan istrinya memutuskan untuk mengirimkan surat elektronik kepada keluarganya. Pesan di dalamnya adalah daftar segala hal yang harus dihindari untuk dibawa masuk ke ruangan bayi.

“Namun hal itu tidak juga membuat mereka menaati segala aturan yang sudah disepakati ketika mengunjungi sang bayi,” kaya seorang ayah yang enggan menyebutkan namanya ini sebagimana diberitakan Fox News pada Kamis (28/11).

Daftar larangan-larangan ini di antaranya adalah mereka yang sedang sakit.

Tidak juga termasuk siapa pun di bawah 18 tahun karena sekolah tempat mereka belajar adalah tempat segala virus berkembang biak. Tak hanya itu, parfum pun masuk dalam aturan.

Jadi yang boleh datang menemui si bayi tidak boleh beraroma parfum yang menyengat. Cukup yang ringan.

“Ada juga hal lain yang saya sampaikan,” kata pria misterius ini. Termasuk mengatur waktu kunjungan kapan mereka boleh datang menemui si bayi, yaitu antara pukul 09.00 sampai 17.00.

Sekali berkunjung hanya 3-4 orang yang boleh masuk ruangan. Selebihnya menunggu di luar.

“Saya merasa sedikit sombong, tapi istri saya membaca daftar yang saya kirimkan kepada keluarga, dan dia menilai itu baik-baik saja,” katanya.

Orang tua (kakek dan nenek) ternyata tidak berkenan dengan aturan ketat. Bapak si pria yang baru punya bayi ini datang pada waktu yang salah, yaitu pada waktu berkunjung bibinya. Kemudian ibunya datang masuk ke kamar dan salah membedong bayi.

Sejam kemudian, saudara iparnya datang. Sedangkan orang tuanya masih di ruangan bayi bersama cucu-cucunya yang lain bermain di sana.

Si ibu bayi memberitahukan tak bisa membiarkan mereka masuk. Situasi ruangan serba ramai. Ada anak-anak yang berlarian. Barang menjadi berantakan. Suara orang bersahutan. Sama sekali tidak tenang.

Dalam situasi yang kacau itu, si bayi yang baru sampai ke dunia menangis. Mertua mulai memarahi pasangan yang baru punyak anak ini karena memarahi remaja tadi yang dilarang masuk. Kemudian si kakek muncul dan mengatakan bahwa pasangan ini terlalu manja.

Si nenek menuding pasangan ini tidak sopan dan bersikap dingin. Orang tua tersebut mengklaim ini adalah hak dia untuk datang kapan pun menemui si bayi. Orang tua tadi pun menuding si ayah bayi telah bersikap tidak sopan mengirimkan surat elektronik berisikan daftar larangan.

Situasi buruk ini terus berlanjut. Ada yang mengatakan kepada pasangan ini, jika tidak memperbaiki situasi tersebut maka dia tak akan berkunjung lagi.

“Nada bicara istri saya berubah mengomentari segala sesuatu yang terjadi, dan menganggap diriku terlalu agresif,” cerita si pria ini. Dia tidak berpikir hal itu salah memberikan aturan dan batasan. Karena itu semua diperlukan untuk kemaslahatan si bayi.

Curahan isi hati ini diunggah ke sebuah portal berita. Kemudian dikomentari para pengguna internet.

“Anakmu ya aturanmu,” kata seorang pengguna internet berkomentar.

Ada juga yang menyarankan, bahwa si ayah dan ibu bayi harus berbicara serius tentang harapan keluarga dan bagaimana yang terbaik untuk mempertahankan keutuhan keluarga ketika berhubungan dengan mereka.

Pengguna internet lainnya menyayangkan pengiriman surat elektronik yang dinilai berlebihan. Tapi ada juga yang mengatakan, “Hari kesyukuran menjadi sangat menyenangkan buat kalian.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement