Selasa 26 Nov 2019 17:34 WIB

Risiko Perempuan Kala Menikah Sebelum Berusia 20 Tahun

Risiko kanker serviks lebih tinggi jika perempuan menikah sebelum usia 20 tahun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang menikah sebelum berusia 20 tahun.
Foto: Republika/Prayogi
Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang menikah sebelum berusia 20 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan yang menikah di bawah usia 20 tahun berisiko tinggi terserang penyakit kanker mulut rahim (serviks). Plt Direktur Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Widwidiono menyebutkan, masih banyaknya fenomena gadis yang menikah saat berusia di bawah 20 tahun.

Widwidiono menyebutkan, sebanyak 11 persen dari total perempuan di Indonesia  berusia di bawah 20 tahun setiap tahunnya melakukan pernikahan dini. Angkanya setara dengan 5 juta perempuan.

Baca Juga

"Memang tidak semerta-merta (perempuan di bawah 20 tahun) setelah menikah langsung terkena kanker serviks ya. Kejadiannya bisa 10-15 tahun kemudian," ujarnya saat ditemui usai mengisi Diskusi Media #SehatSebelumNikah: Pentingnya Vaksinasi HPV Untuk Pasangan Pranikah, di Jakarta, Selasa (26/11).

Widwidiono menjelaskan, organ tubuh perempuan di bawah umur 20 tahun, yaitu uterus, memiliki mulut rahim yang masih terbuka. Padahal, pada mulut rahim terdapat banyak jaringan halus dan di situlah tempat berkembangbiaknya human papilloma virus (HPV) yang jadi penyebab kanker serviks.

"Sedangkan mulut rahim perempuan di atas umur 20 tahun sudah menutup, jadi aman kalau terkena benturan, termasuk masuknya virus HPV," ujarnya.

Menurut Widwidono, fenomena tersebut memang ciptaan Tuhan. Pihaknya pun menyarankan perempuan memutuskan menikah ketika telah berusia di atas 20 tahun. Selain itu, ia juga merekomendasikan perempuan muda mendapatkan vaksin HPV. 

"Upaya pemberian vaksin ini jadi pencegahan awal yang paling efektif karena angka kanker serviks tertinggi terjadi pada usia muda," ujarnya.

Kendati belum ada data jumlah perempuan yang menikah dini dan menderita kanker serviks, menurut Widwidiono, penyakit ini tidak bisa diabaikan. Pencegahan perlu dilakukan.

Di tempat yang sama, perwakilan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jakarta Venita Eng mengungkapkan, setiap harinya sedkitar 50 perempuan di Indonesia meninggal dunia karena menderita kanker serviks saat usia produktif. Ia mengingatkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus ini bisa dicegah dengan vaksinasi.

"Perempuan bisa mendapatkan vaksin HPV utamanya sebelum nikah, kemudian vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR), hepatitis B, dan flu, terutama sebelum menikah," kata Venita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement