REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usaha binaan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat, Rendang Katuju, tengah menyasar ekspor ke Timur Tengah. Dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019, Katuju Indonesia mendapatkan investasi senilai Rp 3,75 miliar.
Investasi ini diberikan oleh perusahaan komoditi yang berpusat di Malaysia, PT Dama Nusantara Group, dengan jangka waktu tiga tahun. Adapun akad dalam kerja sama ini adalah akad mudharabah muqayyadah.
"Setelah dapat investasi ini, kita akan langsung jalan karena market sudah nunggu kita, sudah ada pesanan dari Arab Saudi," ujar Presiden Direktur Katuju Indonesia, Ade Surianto, usai penandatanganan MoU dengan PT Dama Nusantara dalam ISEF di JCC, Kamis (14/11).
Melalui investasi ini, Rendang Katuju akan memenuhi permintaan dari Arab Saudi untuk musim haji 2020 sebanyak 100 ton atau sekitar Rp 20 miliar. Setelah memenuhi pasar haji, Katuju akan menyasar pasar umroh.
Pasar Malaysia juga akan menjadi target selanjutnya, apalagi dengan adanya kerja sama dengan PT Dama Nusantara Group yang memiliki jaringan di Malaysia. "Kami memulai ekspor dulu baru kami turunkan (ke dalam negeri), karena rendang adalah produk yang sustain dan semua orang must have," ujar Ade.
Selain ke pasar Timur Tengah, Katuju akan dipasarkan ke pasar internasional melalui ebay dan Amazon.com. Ade menjelaskan, melalui program UKM 4.0, produk-produk yang sudah dikurasi akan dapat langsung masuk ke sistem, dan dapat dijual langsung di ebay dan Amazon.
"Kita sudah kerjasama dengan perusahaan yang memiliki izin menyimpan di kawasan berikat itu, kita cuma bayar biaya administrasi saja ke mereka dan Rendang Katuju sudah bisa langsung dipesan di ebay dan Amazon, launching di Desember ini," ungkap Ade.
Direktur Utama PT Dama Nusantara Group Sri Artati optimistis kerja sama ini juga dapat mendorong peningkatan bisnis komoditi perusahaan. Sebagai perusahaan komoditi dari Sumatera Barat, pihaknya juga ingin ikut serta memasarkan Rendang Katuju ke pasar internasional.
"Ini terkait dengan bisnis kami juga, karena kalau memproduksi rendang dalam jumlah besar, butuh komoditi rempah-rempah yang banyak juga. Kami juga bertujuan memasarkan rendang lebih luas lagi di pasar global," kata Sri Artati.
Sementara itu Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan bahwa kesuksesan Katuju ini diharapkan dapat mendorong UMKM lain di Sumatera Barat untuk mengembangkan bisnisnya dengan keuangan syariah.
"Ini menjadi start bagi pengembangan ekonomi syariah di Sumbar. Kami akan fokus memfasilitasi UMKM dengan berbagai kerja sama seperti ini," ujar Wahyu.