REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND --- Bertahun-tahun para ahli telah meneliti tentang faktor gaya hidup apa yang bisa mempengaruhi risiko seseorang terserang penyakit Alzheimer dan demensia. Sebuah penelitian terbaru pun berhasil mengklarifikasi hubungan antara apa yang dimakan dengan risiko kehilangan ingatan di kemudian hari.
Seperti dilansir Koaa News 5 pada Selasa (12/11), sebuah studi mengamati sebanyak 1628 orang berusia di atas 60 tahun yang memiliki fungsi otak normal. Para peneliti pun mengukur kadar lemak trans dalam darah mereka dan kesehatan serta pola makannya secara teratur. Penelitian ini pun ditindaklanjuti setelah sepuluh tahun.
“Mempunyai kadar lemak trans yang lebih tinggi dalam darah meningkatkan risiko timbulnya demensia, apakah itu penyakit alzheimer sebagai penyebab demensia atau jenis demensia lainnya,”tutur pakar kesehatan di Cleveland Clinic, Jagan Pillai.
Pillai pun mengungkapkan bahwa pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan makanan-makanan di Mediterania yang rendah lemak trans bisa mempunyai efek perlindungan pada risiko pengembangan demensia. Ia pun menilai sangat penting bagi seseorang menyadari bahwa lemak trans yang kini banyak diproduksi industri makanan terbukti mempunyai dampak negatif pada kesehatan jantung.
Pillai mengungkapkan dari penelitian menunjukan mengkonsumsi makanan yang sehat, penuh dengan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran serta makanan olahan adalah cara yang harus dilakukan agar mencegah risiko demensia.
“Penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa diet anda, dan apa yang anda masukkan ke dalam tubuh, berdampak pada timbulnya demensia di kemudian hari. Dan banyak aspek yang meningkatkan risiko timbulnya demensia juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” katanya.