REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang diterbitkan di Nurses Health Study menemukan bahwa mengonsumsi serat dalam jumlah sedikit bisa memicu divertikulitis. Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada kantung-kantung usus besar.
Penelitian ini mendokumentasikan kebiasaan diet dan risiko divertikulitis pada 50 ribu lebih wanita berusia 35 tahunan. Pada awal penelitian, semua peserta dinyatakan bebas dari masalah usus. Namun ironinya setelah beberapa tahun diteliti, sebanyak 4.343 wanita dinyatakan mengalami divertikulitis karena asupan seratnya rendah.
Atas dasar itulah peneliti menyimpulkan, mengonsumsi buah-buahan seperti apel, pir dan prem secara utuh (bukan jus) bisa menekan risiko divertikulitis. Selain dari buah-buahan, serat dari sayuran, kacang-kacangan dan lentil juga dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi.
Dilansir Chanel News Asia, Senin (4/11), setiap porsi tambahan buah-buahan utuh setiap harinya juga bisa menurunkan risiko divertikulitis sebesar 5 persen. Adapun wanita yang mengonsumsi 10 gram serat sereal setiap harinya bisa terhindar dari risiko infeksi sebesar 10 persen.
Dalam Nurses Health Study, serat tidak larut seperti yang ditemukan dalam sereal bekatul dinyatakan lebih protektif daripada serat larut dalam makanan seperti kacang hitam. Alpukat, ubi jalar, dan brokoli adalah sumber serat yang baik.
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Yale mengungkap bahaya lain dari diet rendah serat. Pertama bisa mengurangi volume dan kadar air tinja. Keadaan ini akan meningkatkan tekanan di dalam usus besar. Efeknya, otot-otot dinding kolon melemah dan menghasilkan herniasi atau kantong divertikular.
Diet rendah serat bisa mengubah komposisi bakteri dalam usus besar, dan menghasilkan peningkatan signifikan mikroorganisme anaerob. Jika terjadi demikian, asupan probiotik dinilai penting untuk membantu memulihkan populasi bakteri yang lebih sehat di usus.
Kemudian diet rendah serat juga dapat memicu risiko penyakit jantung dan diabetes. Serat larut dalam kacang-kacangan dan gandum, misalnya, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL yang merusak pembuluh darah.
Asupan serat harian yang direkomendasikan oleh National Academy of Medicine digolongkan pada usia dan jenis kelamin. Untuk orang dewasa berusia kurang dari 50 tahun disarankan mengonsumsi 38 gram serat untuk pria, dan 25 gram serat untuk wanita. Sedang untuk usia 51 tahun ke atas, disarankan mengonsumsi 30 gram untuk pria dan 21 gram untuk wanita.