Senin 07 Oct 2019 12:15 WIB

Lima Film Indonesia akan Diputar di KIFF 2019

Film 'Dua Garis Biru' dijadwalkan akan diputar dalam Korea Indonesia Festival Film.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Konferensi pers Korea Indonesia Film Festival (KIFF) 2019 di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (3/10).
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Konferensi pers Korea Indonesia Film Festival (KIFF) 2019 di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korea Indonesia Festival Film (KIFF) 2019 telah menentukan 20 film yang akan tayang selama 10-13 Oktober 2019, dimana ada 15 film Korea dan 5 film Indonesia. Namun, film-film yang dipilih adalah film-film yang dikategorikan sebagai film terbaik dan menyajikan cerita kebudayaan yang relate terjadi di Korea maupun Indonesia.

“Kebetulan ada beberapa pihak yang line up film ini. Seperti saya ingin Dua Garis Biru karena filmnya luar biasa. Kemudian dari hype-nya ada yang merasa ‘ah baru nonton dua kali’ jadi mau nonton lagi,” kata Festival Manager KIFF 2019, Rivki Murais, dalam konferensi pers yang digelar di CGV Grand Indonesia, Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga

Karena menurut dia, ada beberapa film bagus Indonesia yang hype luar biasa dan banyak yang ingin menonton lagi film-film itu. Misalnya, ia sendiri sangat suka dengan film ‘Dua Garis Biru’ yang sudah ditontonnya hingga tujuh kali.

Kemudian untuk tahun ini karena ingin memperkenalkan juga budaya Korea kepada Indonesia begitupun sebaliknya, sehingga pemilihan film juga harus benar-benar relate. Artinya, ketika masyarakat Indonesia menonton film-film Korea mereka menerima pesan dari film itu, begitupun ketika masyarakat Korea menonton film Indonesia bisa menangkap maknanya.

“Dari sisi budaya masih agak kesulitan untuk tahun ini. Mungkin ada juga film Indonesia yang nggak relate sama orang Korea, jadi dipilih yang paling dekat. Kalau tahun ini responnya besar, tidak menutup kemungkinan tahun depan akan lebih besar,” papar Rivki.

Karena awalnya ini adalah Korea Film Festival sehingga film yang ditayangkan pun memang didominasi film Korea, walaupun setiap tahunnya film Indonesia yang ditayangkan terus bertambah jumlahnya. Misalnya saja pada 2018 lalu hanya empat film Indonesia, tahun ini menjadi lima film.

KIFF pertama kali diadakan pada 2013, dan kemudian menjadi acara tahunan dengan okupansi kursi rata-rata mencapai 70 persen, mengambil peran dalam ‘Korean Wave’. Ini adalah istilah untuk semakin berkembang dan populernya sisi hiburan dan budaya asal Korea, termasuk musik dan drama Korea di Indonesia.

Perkembangan perfilman Korea dan Indonesia terus menunjukkan kualitasnya, sehingga semakin mendapat tempat di hati penontonnya. Banyak film Korea dan Indonesia termasuk para pemainnya yang tidak kalah saing jika dibandingkan negara lain, terbukti dengan berbagai film yang mendapatkan penghargaan di festival film internasional besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement