Jumat 04 Oct 2019 04:18 WIB

Kikan Ingin Kembangkan Komunitas Musisi Mengaji

Kikan Namara menjadi koordinator Komunitas Musisi Mengaji chapter Jakarta.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Kikan Namara, eks vokalis Cokelat
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Penyanyi Kikan Namara, eks vokalis Cokelat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Kikan Namara belakangan aktif di Komunitas Musisi Mengaji (Komuji). Sejak menjadi koordinator cabang Jakarta, ia memelihara asa untuk membuat komunitas tersebut berkembang lebih besar lagi.

Menurut Kikan, Komuji terbentuk tujuh tahun lalu di kota Kembang, Bandung, Jawa Barat. Namun, Komuji chapter Jakarta masih berusia satu tahun.

Baca Juga

"Kami pengen mudah-mudahan yang Jakarta pun segera punya kantor sendiri dan bisa berkembang sepesat Bandung," ungkap Kikan kepada Republika.co.id saat acara Piknikustik di wilayah Jakarta Selatan, pekan lalu.

Komuji chapter Bandung, menurut Kikan, telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Selain komunitasnya menjadi terbuka untuk umum dan tak terbatas hanya musisi, Komuji Bandung memiliki berbagai aktivitas harian, mulai dari kelas bahasa Inggris, kelas bela diri, dan kelas belajar IT untuk anak-anak.

"Kajian rutin juga sudah pasti. Ada kelas belajar ngaji juga," ungkap mantan vokalis Cokelat itu.

Kikan mengenang, Komuji yang berkantor di Jalan Cilaki itu terbentuk dari kegelisahan rekannya sesama musisi, yaitu Alga Indria dan Yadi Fauzi. Keduanya, menurut Kikan, memiliki keresahan akan gencarnya kampanye di Bandung beberapa tahun yang lalu mengenai musik itu haram. Alhasil, banyak rekan-rekan musisi yang hijrah dan meninggalkan musik

Oleh sebab itu, menurut Kikan, Komuji lalu hadir untuk mengayomi para musisi dalam beragama sekaligus menjadi wadah untuk bermain musik bersama. Program-program yang diadakan oleh Komuji pun beragam, salah satunya adalah Piknikustik.

Dalam Piknikustik yang dihelat pekan lalu di Jakarta, Komuji membawa topik kajian "Bicara Riba". Tema itu dinilai relevan dengan yang terjadi saat ini.

"Tema yang kami pilih adalah tema yang relevan dengan kehidupan anak muda dan kami selalu coba ada variasi, seperti tentang fiqih, kadang juga tasawuf. Kami imbangi dan mencoba untuk mengemas ini semenarik mungkin untuk anak muda," jelas Kikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement