REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Tidur nyenyak adalah kebutuhan setiap orang. Frekuensi tidur ideal bisa berbeda-beda sesuai zona waktu dan kebiasaan kultural. Tidak hanya faktor geografis atau budaya, jenis kelamin pun berpengaruh pada jumlah waktu tidur.
Tim peneliti dari Universitas Helsinki di Finlandia mengungkap bahwa perempuan muda menghabiskan waktu tidur lebih banyak dibandingkan pria di rentang usia sama. Periset mengobservasi 17 ribu responden berusia 16 sampai 30 tahun.
"Kondisi geografis tetap berpengaruh, tetapi dalam skala yang relatif kecil. Perbedaan cenderung tercatat dalam waktu tidur antara kedua gender," kata penulis studi, peneliti postdoctoral Liisa Kuula, dikutip dari laman Martha Stewart, Rabu (2/10).
Dari keseluruhan hasil studi, peserta yang berusia lebih muda cenderung pergi tidur lebih larut. Akan tetapi, perempuan dengan usia yang lebih matang cenderung membalik tren itu. Mereka mengikuti pendekatan konvensional tidur dan bangun lebih cepat.
Para peserta diminta menggunakan perangkat Polar Electro yang mengukur waktu tidur. Studi melengkapi penelitian sebelumnya di jurnal Sleep Medicine yang menganalisis data kebiasaan tidur lebih dari 250 ribu orang di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Kuula menyampaikan, penelitian mengingatkan pentingnya tidur berkualitas untuk kesehatan tubuh, Dia berharap studi menginspirasi para profesional kesehatan untuk mengatasi kesenjangan kebiasaan tidur antara lelaki dan perempuan.
Saat ini, ada puluhan juta orang dewasa di Amerika yang mengalami berbagai jenis gangguan tidur. Begadang dan kurang tidur setiap malam adalah kontributor terbesar untuk gangguan tersebut. Akibatnya, kesehatan dan produktivitas kerja bisa terganggu.
Tidak tidur tujuh sampai sembilan jam tiap malam menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Ciptakan lingkungan tidur yang sehat dan atur jadwal tidur disiplin untuk menghindari masalah-masalah tersebut.