Ahad 22 Sep 2019 08:17 WIB

Dua Tahun Vaping, Oksigen di Paru Pemuda Tersisa 36 Persen

Dokter mengatakan pemuda 19 tahun itu memiliki paru-paru seperti perokok usia 60.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Rokok Elektrik/ Vape
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rokok Elektrik/ Vape

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Seorang anak laki-laki berusia 19 tahun dari Pennsylvania, AS, yang baru saja lulus dari sekolah menengah menjadi korban kesekian dari bahaya vape. Rontgen dadanya menunjukkan paru-parunya telah menjadi sangat sesak dengan minyak vape padat.

Anthony Mayo jatuh sakit pekan lalu dan mengalami sesak napas yang diikuti oleh batuk terus menerus. Ketika kondisinya semakin memburuk, Mayo dilarikan ke rumah sakit. Dokter menemukan kisaran oksigennya berada pada tingkat yang sangat rendah, yaitu 36 persen.

Baca Juga

Menurut ayahnya, Kieth Mayo, dokter telah memperingatkannya bahwa pada usia 19 tahun, Anthony memiliki paru-paru perokok berusia 60 tahun, yang merokok dua bungkus rokok sehari. Remaja itu juga diberi tahu bahwa paru-parunya kemungkinan akan rusak seumur hidup.

Kieth mengatakan, putranya telah melakukan vaping selama kurang lebih dua tahun. Ia mencoba vape dengan rasa seperti raspberry, ikan Swedia, permen kapas, roti bakar dan lain - lain. "Dia juga mengisap THC (Tetrahydrocannabinol), yang merupakan bahan psikoaktif dalam ganja," kata Kieth.

Kieth menambahkan, putranya mengisap dua hingga tiga kali sehari di luar rumah mereka tanpa menyadari betapa merugikannya paru-paru putranya. Remaja itu sekarang dirawat di rumah sakit, dokter memberinya 100 persen oksigen untuk membuatnya bernapas dan membantunya mengeluarkan minyak di paru-parunya.

Anthony adalah salah satu dari banyak pasien dengan riwayat vaping yang telah dirawat di rumah sakit dalam beberapa minggu terakhir. Dilaporkan pekan lalu, remaja lain, Adam Hergenreder, dari Illinois, AS dirawat di rumah sakit karena kerusakan paru-paru yang tidak dapat diperbaiki hanya dua tahun setelah ia mulai mengisap Vape.

Wanita lain berusia 18 tahun, yang memulai kebiasaan vaping pada usia 16 tahun diberitahu oleh dokter bahwa gambar paru-parunya dari rontgen dada terlihat seperti gambar seorang pria berusia 70-an.

Menurut sebuah laporan oleh CNBS, wabah penyakit paru terkait vaping yang mematikan telah membuat 530 orang sakit dan menewaskan tujuh orang dalam beberapa pekan terakhir. Mengutip seorang pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, jumlah orang yang jatuh sakit sejauh ini telah meningkat secara dramatis dari 380 pasien yang diidentifikasi pekan lalu, dikutip dari Malay Mail, Ahad (22/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement