Senin 16 Sep 2019 12:25 WIB

Potensi Diabetes Dipengaruhi Tinggi Badan

Semakin tinggi seseorang, makin rendah risiko diabetesnya.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.
Foto: EPA
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah riset terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Doabetologia mengungkapkan, orang yang bertubuh pendek lebih berisiko mengidap diabetes tipe 2. Riset ini meneliti 2.500 orang laki-laki dan perempuan paruh baya di Jerman. Peneliti mengevaluasi terlebih dahulu tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, panjang lengan, lingkar pinggang dan tekanan darah. Adapun laki-laki yang menjadi objek riset memiliki tinggi antara 169,7 - 180,3 centimeter (cm). Sedangkan perempuan 157,8 - 168,1 cm.

Setelah menyesuaikan usia, gaya hidup, dan pendidikan, para peneliti menemukan bahwa risiko dibetes ternyata lebih rendah pada orang dengan tubuh yang tinggi. Sebagaimana ditulis The Indian Express, Senin (16/9), riset ini menemukan bahwa, laki-laki maupun perempuan memeliki risiko diabetes lebih rendah setiap perbedaan tinggi badan 10 cm.

Baca Juga

Sementara itu, riset yang dilakukan German Institute menemukan, penurunan kemungkinan diabetes lebih rendah sebesar 41 persen pada laki-laki untuk setiap penambahan tinggi 10 cm. Sedangkan perempuan 33 persen.

"Kami menemukan bahwa semakin tinggi seseorang maka akan memiliki risiko diabetes lebih rendah," kata penulis riset tersebut, Matthias Schulze, profesor di University of Potsdam Kepala Departemen German Institute of Human Nutrition Potsdam-Rehbruecke di Nuthetal.

Berdasarkan temuan ini, orang yang bertubuh rendah juga lebih mudah mengidap liver. Mereka lebih rentan terhadap penyakit jantung dan faktor risiko metabolik seperti tekanan darah tinggi, kolesterol dan peradangan. Studi juga berpendapat bahwa orang yang lebih pendek harus dimonitor untuk diabetes dan faktor risiko yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.

Meski demikian, penelitian tidak membuktikan hubungan sebab-akibat yang pasti. Melainkan hanya sebuah asosiasi atau keterkaitan. Schulze mengatakan tinggi badan saja mungkin tidak menyebabkan "resistensi insulin" yang kemudian dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Sebaliknya, ia percaya, faktor-faktor lain yang terlibat dalam pertumbuhan mungkin memainkan peran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement