Sabtu 24 Aug 2019 15:10 WIB

Vaksin HPV Dapat Cegah Kanker Secara Luas

Vaksin HPV diberikan pada usia 11 atau 12 tahun.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Artis Yuki Kato mendapatkan vaksin HPV sebagai upaya perlindungan dari kanker serviks.
Foto: KICKS/Golin
Artis Yuki Kato mendapatkan vaksin HPV sebagai upaya perlindungan dari kanker serviks.

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), (CDC) mengatakan peningkatan jumlah orang yang melakukan vaksinasi HPV (human papillomavirus) hingga sebanyak 80 persen memiliki efek signifkan untuk mencegah kanker. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan pada Kamis (22/8) lalu.

Berdasarkan penelitian itu, peningkatan vaksinasi di seluruh AS dapat mencegah hingga 92 persen kanker yang disebabkan oleh HPV. Diantara kanker yang disebabkan oleh grup virus tersebut diantaranya adalah kanker anus, penis, orofaring, serta serviks, vulva, dan vagina. 

Baca Juga

Meski CDC merekomendasikan agar vaksin HPV diberikan pada usia 11 atau 12 tahun, namun tak sedikit remaja di AS yang berusia antara 13 dan 17 tahun melakukan vaksinasi HPV lengkap pada 2018. Di tahun itu, tercatat tingkat vaksinasi meningkat sebesar empat persen diantara remaja laki-laki, namun hanya satu persen diantara remaja perempuan.

CDC telah mencari cara agar orang-orang semakin sadar untuk melakukan vaksinasi HPV, meski pada 2017 dan 2018 statistik menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi masih mengalami kendala. 

“Meski masa depan tanpa adanya kanker akibat HPV masih diupayakan, tetapi saat ini tindakan segera yang diperlukan adalah meningkatkan tingkat cakupan vaksin,” ujar Brett P. Giroir, asisten sekretaris dari Departemen Kesehatan AS (HHS),Sabtu (24/8). 

Giroir juga mengatakan peningkatan cakupan vaksinasi HPV hingga 80 persen akan terus menjadi prioritas HHS. Departemen tersebut akan terus bekerjasama dengan mitra pemerintah dan swasta untuk mewujudkan hal ini. 

Pada 2012 hingga 2016, sebanyak hampir 44 ribu kasus kanker yang disebkan HPV dilaporkan ke CDC. Dari jumlah tersebut, sekitar 34.800 telah dicegah dengan peningkatan jumlah orang yang menerima vaksin.

Tecatat dari 9.700 kasus kanker yang ditemukan diantara tahun itu adalah kanker serviks, sementara 12.600 lainnya adalah kanker orofaring. Dua jenis kanker tersebut secara umum disebabkan oleh HPV. 

Pada 2007, Texas menjadi negara bagian di AS yang menolak dilakukannya vaksinasi HPV. Sejak itu, tingkat kanker serviks telah meningkat menjadi lebih tinggi dibanding negara bagian lain di negara adidaya itu. 

“Setiap tahunnya, HPV telah menyebabkan kanker pada laki-laki dan perempuan di AS, tetapi kami tak punya kekuatan untuk mengubah hal itu,” ujar direktur divisi Pencegahan dan Kontrol Kanker CDC, Lisa C. Richardson. 

Kanker serviks pernah tercatat menjadi penyebab utama kematian di kalangan perempuan di AS. Namun, dengan vaksin HPV dan skrining, kanker serviks relatif lebih dapat dicegah dibanding jenis kanker lainnya. 

“Vaksinasi HPV adalah cara mencegah kanker. Kita dapatt melindungi orang yang kita cintai dengan vaksin HPV,” kata Richardson menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement