Kian kemari, Indonesia menunjukkan perkembangan UKM (Usaha Kecil, dan Menengah) yang semakin pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya ragam UKM yang bermunculan di Indonesia. Salah satu UKM yang sekarang ini sedang naik daun, yaitu di bidang kuliner.
Para pelaku UKM juga saling berlomba-lomba untuk meraih kesuksesan dengan membuka banyak cabang atau gerai di berbagai kota yang tersebar di Indonesia dan tak menutup kemungkinan membuka cabang di luar negeri. Hal ini tentunya bisa meraup omzet miliaran rupiah bahkan lebih.
Melihat kesuksesan UKM yang seperti itu bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain yang juga ingin sukses di UKM. Agar semakin yakin untuk mewujudkan impian menjadi pelaku UKM yang sukses, berikut ini ada beberapa pelaku UKM Kuliner Indonesia yang telah sukses membangun usaha atau bisnisnya dari nol yang telah Cermati.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Gibran Rakabuming Raka, Katering Chilli Pari
View this post on Instagram
Meski ayah tercintanya adalah seorang Presiden Republik Indonesia, namun Gibran Rakabuming Raka tidak mengandalkan status ayahnya untuk meraih sukses. Justru ia bekerja keras sendiri dengan membangun berbagai bisnis dari nol. Salah satu bisnisnya adalah katering yang diberi nama Chili Pari. Bisnis kateringnya tersebut ia bangun pada akhir 2010 di Solo.
Sebelum mencapai kesuksesannya seperti sekarang ini, Gibran membangun bisnis kateringnya dengan modal 700 juta rupiah yang ia dapatkan dari pengajuan pinjaman ke bank. Dari modal itulah ia mulai membangun kateringnya semaksimal mungkin, mulai dari membangun kantor, membeli peralatan dapur, melakukan promosi dan sebagainya. Dengan keyakinan yang kuat dan kerja kerasnya, akhirnya semua terbayarkan dengan mulai banyak pelanggan yang ingin memakai jasa kateringnya untuk acara mereka.
Awalnya, bisnis kateringnya tersebut hanya menerima pelayanan katering untuk pernikahan, meeting dan wisuda saja, tapi sekarang ini Chilli Pari sudah melebarkan sayapnya sebagai penyedia jasa one-stop wedding solution khusus di kota Solo yang menawarkan berbagai kebutuhan pesta pernikahan, seperti katering, gedung, wedding event organization, dekorasi, rias pengantin, souvenir, undangan, dan hiburan.
Tak heran bila sekarang ini omzet yang Gibran kantongi sudah mencapai 1 miliar lebih dan pria kelahiran 1 Oktober 1987 ini juga telah menyusun target bahwa bisnisnya ini juga bisa eksis dan merambah ke kota-kota lain selain Solo. Ini tentunya akan menambah omzetnya tersebut.
Baca Juga: Bisnis Sukses Anak Jokowi untuk Inspirasi Bangun Bisnismu Sendiri
2. Kaesang Pangarep, Sang Pisang
View this post on Instagram
Tak jauh berbeda, Kaesang Pangarep yang merupakan adik dari Gibran ini juga mengikuti jejak sang kakak yang lebih memilih terjun berbisnis sendiri ketimbang mengikuti jejak sang ayah atau meneruskan bisnis mebelnya.
Diusianya yang masih muda, pria kelahiran 1994 ini sudah memiliki gurita bisnis yang terbilang cukup sukses. Sebut saja, bisnis pertamanya ‘Sang Pisang’ yang ia bangun sejak Desember 2017 kini sudah memiliki puluhan cabang. Tercatat pada bulan Februari 2019 lalu, ia berhasil memiliki 65 cabang yang tersebar di Indonesia.
Sebelumnya, Kaesang bersama rekannya Ansari Kadir Co-Founder Sang Pisang ini sempat mengalami kegagalan. Tapi keyakinannya yang kuat, mereka terus survei, research, hingga bergaul ke tukang pisang. Proses ini berjalan hingga berbulan-bulan lamanya hingga akhirnya menemukan resep pisang yang diinginkan, tampilan unik yang punya nilai jual.
Menyoal modal mendirikan Sang Pisang itu, Kaesang mengeluarkan uang sejumlah Rp60 juta sendiri. Sang ayah tercinta hanya memberikan dukungan, motivasi dan sebagainya. Dengan modal recehnya itu, kini Kesang mampu meraup omzet hingga miliaran.
3. Edward Tirtanata, Kopi Kenangan
View this post on Instagram
Sekarang kedai kopi sudah menjamur dimana-mana. Sebut saja, brand Kopi Kenangan menjadi salah satu kedai yang sudah meraih sukses dipasaran. Bagaimana tidak, dalam waktu singkat, si pemilik Kopi Kenangan Edward Tirtanata mampu mengembangkan gerainya dengan pesat.
Awalnya, ia melihat tidak ada pilihan bagi masyarakat di Indonesia yang ingin minum kopi. Pilihannya hanya ada dua, yaitu beli kopi instan atau kopi mahal yang seharga Rp 35.000–Rp 40.000 per cup. Sementara itu, disisi lain ia juga melihat mulai banyak produk es kopi susu yang menggiurkan dan akan menjadi tren yang akan menjadi peluang besar untuk dirinya.
Dari situlah Edward bersama rekannya, James Pranoto mulai merintis Kopi Kengan pada 2018 lalu di Menara Standard Chartered, Jakarta Selatan sebagai gerai pertamanya dengan modal Rp150 juta.
Rasanya yang khas, banyak varian rasa, nama menunya yang unik-unik dan harganya yang sangat terjangkau mulai dari Rp15 ribu – Rp42 ribu per cup mampu menarik minat banyak orang terutama penggemar kopi. Tak heran, meski modal awal cukup besar tapi sudah mampu balik modal dalam waktu tiga bulan saja.
Kabar terbarunya, kedai Kopi Kenangan yang sudah memiliki 63 outlet ini, baru saja mendapat suntikan dana dari Sequoia India senilai US$ 20 juta atau sekitar Rp 288 milliar. Dengan dana yang ada, Edward menargetkan bisa membuka 150 gerai hingga akhir 2019 ini dan melipatgandakannya menjadi seribu gerai pada 2021. Selain itu juga, Kopi Kenangan menargetkan bisa menjual satu juta gelas per bulan. Jika harga terendah Rp18 ribu, maka Kopi Kenangan bisa punya omzet Rp18 miliar per bulan.
Baca Juga: Yuk Kepoin Bisnis Bobby Nasution, Mantu Presiden Jokowi yang Sukses
4. Rido Nurul Adityawan, Ayam Gepuk Pak Gembus
View this post on Instagram
Sebelumnya Rido Nurul Adityawan adalah seorang karyawan biasa. Ia menyisihkan gajinya untuk mengumpulkan modal usaha yang nantinya akan dijalani. Setelah terkumpul Rp19 juta, ia langsung banting setir untuk membangun bisnis kulinernya yang sudah lama ia rencanakan, yaitu diberi nama Ayam Gepuk Pak Gembus yang memiliki arti unik. Kata “Gepuk” yang berasal dari ayam yang dipukul-pukul atau digepuk sedangkan kata “Gembus” sendiri berasal dari panggilan masa kecil sang owner.
Didirikan pada Oktober 2013, Rido mulai memasarkan bisnisnya dengan ragam menu rumahan tapi memiliki cita rasa tradisional yang sangat khas, seperti hidangan ayam sambal bawang yang super pedas.
Sayangnya, awal bisnis berjalan tidak langsung mulus, bahkan pada akhir Oktober ia sempat kekurangan modal yang pada akhirnya pria kelahiran Magelang 29 Januari 1988 ini terpaksa menjual berbagai macam barang pribadinya seperti laptop dan kamera untuk menambahkan modal bisnisnya.
Dengan keyakinan dan terus berusaha, akhirnya Rido berhasil mengembangkan Ayam Gepuk Pak Gembus dengan sistem waralaba yang sebelumnya ia pelajari di internet selama sepekan. Waralaba pertamanya ia tawarkan kepada pelanggan setianya dengan harga Rp15 juta. Ini ia jadikan sebagai pemancing minat pembeli dan orang yang sedang mencari bisnis waralaba.
Tekun menggeluti sistem usaha waralabanya, kini Ayam Gepuk Pak Gembus telah memiliki payung hukum, yaitu PT Yellow Food Indonesia yang juga dikembangkan oleh Rido dan sudah memiliki 700 outlet yang tersebar di wilayah Jabodetabek, kota-kota besar di Indonesia dan juga Asia Tenggara. Tak heran, bila sekarang ini omzet Ayam Gepuk Pak Gembus sudah mau menginjak 10 miliar.
5. Sonny Arca Andriyanti, Martabak Orins
View this post on Instagram
Kuliner martabak memang sudah menjadi primadona sejak dulu. Tapi tampilan dan rasanya yang itu-itu saja membuat para penggemar martabak menjadi menyusut. Disinilah Sonny Arca Andriyanti mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengambil peluang bisnis martabak dengan penampilan dan rasa yang tak biasa.
Tampilannya berbentuk pizza dengan ukuran yang beragam dan rasanya yang bervariasi mulai dari coklat, keju, kacang, stroberi, ovaltin, oreo, macha dan sebagainya. Sementara pada martabak telurnya ia inovasikan dengan adanya tambahan keju mozzarella. Bisnis martabaknya ini diberi nama Martabak Orins.
Mulai berjalan sejak pertengahan 2011, Martabak Orins langsung menarik perhatian masyarakat. Bisa dibilang usahanya tersebut laris manis. Hal ini bukan hanya karena unik saja, tapi rasa martabaknya yang enak dan juga harganya yang murah, yaitu martabak manis mulai dari Rp9 ribu - Rp124 ribu dan martabak telor mulai Rp55 ribu – Rp145 ribu.
Dengan kegigihannya, kini Sonny memiliki hampir 40 gerai yang tersebar di Jabodetabek dan kota-kota besar lain seperti di Bandung dan Surabaya.
Berani Ambil Peluang
Dari kebanyakan pelaku UKM, mereka berani mengambil peluang. Urusan modal, sekarang ini bisa didapatkan dengan mudah. Selain menjual aset, pinjam ke keluarga, pelaku UKM juga bisa mengajukan pinjaman ke bank. Selebihnya, pelaku UKM hanya perlu belajar, berinovasi untuk menampilkan produk yang berbeda sehingga mendapatkan nilai jual yang tinggi. Dengan konsisten dan ketekutan dalam menjalankan UKM serta cicilan kredit banknya, tentunya UKM bisa berkembang dengan pesat dan omzet besar bisa didapatkan dengan mudah.
Baca Juga: Inspirasi Bisnis dari 5 CEO Brand Terkenal yang Tak Populer