REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara The Lion King, Jon Favreau menanggapi kritikan soal film yang dianggap terlalu menjiplak film animasinya yang perdana tayang di 1994. Menurut Favreau, film memang sengaja dibuat tidak terlalu jauh melenceng dari aslinya.
"Semua orang punya formula sendiri. Saya tidak mengatakan ini adalah cara Anda melakukannya, tetapi itulah cara saya melakukannya," katanya, dilansir laman Variety, Ahad (21/7).
Film memang tidak hendak mengubah banyak hal dibandingkan Lion King perdana. Sang sutradara hanya berharap penonton benar-benar bisa melihat sosok raja singa.
"Sama seperti ketika saya pergi menonton pertunjukan. Saya pergi menonton pertunjukan itu. Saya telah menonton film itu, dan saya berkata, saya melihat The Lion King," tuturnya.
Meski begitu, The Lion King terbaru berdurasi lebih lama dan dilengkapi lagu-lagu serta adegan berbeda. Favreau menyerahkan penilaian kepada penonton bagaimana mereka menangkap esensi film.
Di samping itu, keterlibatan Beyoncé sebagai pengisi suara Nala banyak menyita perhatian. Banyak orang terpesona dengan perannya.
"Saya bersama Beyonce saat dia memainkan lagu untuk saya. Apakah itu memengaruhi pembacaan saya? Apakah saya cukup objektif? Dan rasanya, tidak, lirik ini bagus," tambahnya.
Sang sutradara sudah berpikir untuk memproduksi ulang Lion King saat dia membuat adaptasi live-action 2016 The Jungle Book. Favreau tahu keunggulannya dalam bekerja dengan teknologi. Dia paham betul bagaimana membuat film tentang hewan. Ia mengerti bagaimana mengarahkan animasi karena ada beberapa urutan di Jungle Book yang tidak memiliki Mowgli di dalamnya.
"Adegan-adegan itu sepenuhnya CG. Saya merasa nyaman mengarahkan animator," katanya.