Ahad 14 Jul 2019 14:11 WIB

Asap Rokok Bikin Indonesia Belum Katam dengan Penyakit Paru

Penyakit paru-paru ini kembali kerap muncul karena semakin tingginya angka perokok.

Rep: febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Faktor genetik menyebabkan orang Asia lebih rentan mengidap kanker paru.
Foto: Prayogi/Republika
Faktor genetik menyebabkan orang Asia lebih rentan mengidap kanker paru.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Nasional  Perhimpunan Respirologi Indonesia (Perpari) Sumbar 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC), dr Fauzar mengatakan saat ini Sumatra Barat kembali terancam oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit paru-paru.

Menurut dia, seharusnya penyakit ini telah teratasi sejak lama. Namun ancaman penyakit paru-paru ini kembali kerap muncul karena semakin tingginya angka perokok.

Baca Juga

"Kesehatan di Indonesia khususnya Sumbar saat ini, menghadapi masalah kesehatan triple burden yaitu masih penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi seperti paru," kata Fauzar saat  acara Kongres Nasional (Konas) Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC) di Pangerans Beach Hotel, Sabtu (13/7).

Fauzar menilai mungkin selama ini semua pihak abai dan menganggap enteng bahaya asap rokok dan ancaman penyakit paru. Sekarang kata dia semua elemen baik itu pemerintah, Kementerian Kesehatan, LSM dan masyarakat harus kembali sama-sama menyadarkan akan pentingnya menjaga kesehatan dan menjauhi kebiasaan merokok.

Perpari juga ingin terus mengisiasi hal-hal untuk mengampanyekan kesehatan paru-paru dan ancaman berbagai penyakit. Salah satunya dengan melaksanakan Kongres Nasional. Di situ mereka bisa mengundang para pakar kesehatan dan tokoh masyarakat menghadiri simposium, workshop, dan berbagai bentuk lain dalam rangka menyadarkan masyarakat.

"Kami berharap membahas berbagai macam problematika penyakit paru-paru di Indonesia serta penanganannya, terutama di Sumbar," ujar Fauzar.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan sudah banyak kasus penyakit paru-paru disebabkan karena rokok. Baik itu diderita oleh perokok aktif maupun perokok pasif. Menurut Irwan, penyait paru bagi perokok pasif merupakan suatu kerugian karena ia mendapat penyakit bukan karena perbuatannya.

"Berhentilah merokok mulai dari sekarang, hargai orang yang di sekitar kita, karena perokok pasif atau orang yang tidak pernah merokok ternyata juga berisiko untuk terkena kanker paru-paru," kata Irwan.

Irwan menyebut penyakit paru bisa menjadi ancaman bagi masyarakat Sumbar. Karena banyak masyarakat pada usia-usia produktif yang ketergantungan dengan rokok, sehingga sangat menganggu kesehatan dan produktivitas dalam beraktivitas.

Irwan menilai, kondisi ini merupakan suatu tantangan bagi dokter spesialis penyakit di bidang paru dan dokter yang tergabung dalam Perpari.

Gubernur menyampaikan sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit paru, salah satunya dengan mengurangi kebiasaan merokok. Ia khawatir karena kondisinya saat ini di Sumbar merupakan salah satu pengguna rokok aktif yang angkanya tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement