Kamis 04 Jul 2019 13:04 WIB

Tujuh Penyebab Jumlah Sperma Rendah

Jumlah sperma yang rendah sering kali disebabkan oleh faktor kesehatan dan gaya hidup

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Sel sperma/ilustrasi
Foto: emirates247.com
Sel sperma/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah sperma yang rendah sering kali disebabkan oleh faktor kesehatan dan gaya hidup. Kedua faktor itu tentu saja bisa dikendalikan oleh individu itu sendiri.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction Update pada 2017 menemukan bahwa banyak pria mengalami penurunan jumlah sperma lebih dari setengah selama empat dekade. Pria muda yang merawat kesehatannya dikaitkan dengan jumlah sperma yang meningkat.

Baca Juga

Sedangkan terkait faktor-faktor lain yang juga berperan, semisal bantuan teknologi untuk reproduksi. Dikutip dari Men's Health, berikut tujuh faktor yang paling sering menjadi penyebab rendahnya jumlah sperma.

1. Obesitas

Jumlah sperma yang rendah dikaitkan dengan banyaknya lemak tubuh dan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi. Hampir tiga dari empat pria di AS kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas menurunkan kadar testosteron yang mendorong produksi sperma. Tidak mudah menurunkan berat badan. Tetapi menurunkan berat badan dan mengurangi ukuran pinggang akan membantu meningkatkan kesuburan sperma.

2. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2, yang sering disebabkan oleh kelebihan berat badan atau obesitas, juga dikaitkan dengan kadar testosteron dan infertilitas yang lebih rendah. Mengurangi berat badan dan mampu mengelola diabetes dapat meningkatkan kadar testosteron.

3. Merokok

Merokok telah terbukti mengurangi kesuburan pada pria. Ini mempengaruhi volume sperma, jumlah sperma, motilitas sperma, dan kemampuan sperma untuk berenang. Merokok juga membuat bantuan teknologi untuk reproduksi kurang berhasil.

4. Alkohol

Minuman keras dapat menyebabkan impotensi dan memengaruhi kualitas sperma. Penyalahgunaan alkohol kronis telah dikaitkan dengan infertilitas.

Sebuah penelitian baru-baru ini terhadap para pria muda di Denmark menemukan bahwa peminum berat memiliki 33 persen jumlah sperma lebih rendah. Peminum berat punya 51 persen lebih sedikit sperma yang "tampak normal" daripada pria muda yang mengonsumsi satu hingga lima porsi minuman beralkohol dalam sepekan.

5. Narkoba

Penggunaan opiat seperti oxycontin dan fentanyl mempengaruhi kadar hormon dan dapat menyebabkan masalah DNA. Selain itu, penggunaan steroid anabolik untuk binaraga akan menurunkan jumlah spermisida secara dramatis. Kabar baiknya adalah jika berhenti menggunakannya maka jumlah sperma bisa pulih.

6. Bak mandi air panas dan sauna

Testis pria perlu tetap lebih dingin daripada bagian tubuhnya lainnya untuk menghasilkan sperma. Ketika mendapat udara panas seperti dari bak mandi air panas di jacuzzi atau sauna, jumlah sperma bisa turun. Tetapi jika kebiasaan ini tidak dilakukan dalam sepekan, misalnya, jumlah sperma bisa pulih kembali.

7. Celana

Sebuah studi baru menemukan bahwa pria yang memakai celana boxer atau celana yang cenderung longgar memiliki jumlah sperma lebih tinggi daripada mereka yang memakai celana ketat. Pemakai celana longgar juga memiliki kadar FSH yang lebih rendah, hormon perangsang folikel, yang mengindikasikan lingkungan lebih sehat bagi sperma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement