Jumat 28 Jun 2019 18:20 WIB

Tes DNA Demi Berdiet

DNA seseorang menentukan diet yang tepat untuk kesehatan tubuhnya.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Konsumsi makanan sehat dan olahraga membantu menjaga daya tahan tubuh.
Foto: Republika/Prayogi
Konsumsi makanan sehat dan olahraga membantu menjaga daya tahan tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenali DNA ternyata bisa menjadi sebuah cara untuk mengetahui nutrisi apa saja yang cocok bagi tubuh. Demi memiliki pola makan yang sehat, orang-orang pun melakukan pemeriksaan DNA atau tes nutrigenomik.

"Dengan mengenal DNA, maka terungkap jenis DNA kita. Kenapa penting? Karena kita tahu, pola makan yang salah bisa menyebabkan penyakit,” ungkap Product Specialist Laboratorium Klinik Prodia, Siska Darmayanti MFarm, di Jakarta, awal pekan ini.

Baca Juga

Menurut Siska, tiap orang berbeda-beda respons gennya terhadap makanan. Itu sebabnya diperlukan tes DNA.

Pola makan bisa menjadi penyakit bila pola makan tak dijaga atau sesuai dengan DNA yang dimiliki oleh tiap individu. Selain itu, pola makan ditentukan pula oleh ukuran tubuh, aktivitas fisik, perbedaan metabolisme makanan, cara memasak bahan makanan, komponen-komponen yang dimakan, dan terakhir genetik.

"Genetik itulah yang menjadi satu pendekatan untuk bisa melakukan gaya hidup yang sehat," ungkap dia.

Siska mengungkapkan ada manfaat yang bisa dipetik dengan memeriksa genetik. Masyarakat disebut jadi bisa memilih makanan, pola makan, dan aktivitas olahraga yang tepat bagi tubuh, sesuai dengan genetika yang dimiliki setelah mengetahui DNA-nya.

Dengan demikian, orang pun bisa melakukan upaya preventif untuk mencegah datangnya penyakit. Lalu, mereka juga bisa meningkatkan kualitas kesehatan secara umum dan menerapkan pola hidup atau gaya hidup yang lebih baik.

“Serta peningkatan performance, jadi kita tahu olahraga yang sesuai dengan kita itu apa. Nutrisi apa sih yang cocok bagi diri kita masing-masing. Itulah esensi diet nutrigenomik,” jelas dia.

Siska menjelaskan, pemeriksaan jenis DNA tentunya harus dilakukan di tes laboratorium. Menurutnya, tes jenis DNA dilakukan dengan melakukan pengambilan darah sebanyak tiga mililiter.

Uji laboratorium, menurut Siska, merupakan satu-satunya cara untuk menyingkap jenis DNA seseorang. Jenis DNA tak bisa disamakan antara anak dengan kedua orang tuanya, meskipun mereka mewarisi gen ayah dan ibunya.

“Gen itu memang dari kedua orang tua kita, separuh dari ayah dan separuh dari ibu. Tetapi, kita tidak tahu mana saja gen yang mewakili dari ayah dan mana yang dari ibu. Alhasil, bisa jadi, misalnya, pada anak ada gen tidak suka minum kopi sementara gen ayahnya ternyata gemar minum kopi,” jelas Siska.

Pengenalan DNA dengan cara coba-coba sendiri untuk menjalani sebuah pola makan, jjuga dia nilai tak efektif. Misalnya, seseorang mencoba untuk tak makan karbohidrat selama satu bulan, ternyata tidak membuat berat badan kunjung turun.

Artinya, ada waktu satu bulan yang terbuang karena ternyata pola makan itu tak cocok bagi DNA dia. “Jadi, kalau pemeriksaan dengan menggunakan tes laboratorium pun menjadi sangat efektif, karena bisa diketahuii secara langsung. Terlebih, tes ini juga hanya sekali seumur hidup,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement