REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika sudah berusaha lari secara rutin, ternyata bobot tubuh tidak berkurang sedikit pun. Padahal, ada orang yang lari santai saja, dia bisa menjaga bobotnya dengan baik. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Menurut dr Samuel Oetoro SpGK, hal yang mempengaruhi hal tersebut adalah DNA dari tiap orang. DNA memberikan pengaruh besar untuk seseorang menentukan tipe olahraga yang cocok untuk tubuhnya.
"Olahraga juga dipengaruhi oleh DNA, contoh saja dua orang yang dengan diet sama dan olahraga sama, namun hasilnya berbeda," ujar dokter gizi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi ini.
DNA merupakan faktor penting untuk melihat perbedaan-perbedaan pada tiap manusia. Selain mempengaruhi pola makan seseorang, DNA pun memiliki hubungan kuat dengan aktivitas fisik yang perlu dilakukan.
Samuel menjelaskan, ada dua tipe olahraga yang bisa dilakukan, yakni latihan beban dan endurance atau daya tahan, seperti jalan kaki, lari, bersepeda, dan lainnya. Dengan mengetahui kecondongan seseorang seputar kondisi fisik dari DNA, maka hasil yang didapatkan akan lebih optimal.
Ketika pola makan dan olahraga yang sudah sesuai dengan DNA seseorang, maka target kesehatan yang ingin dicapai bisa lebih mudah diraih. Menurut Samuel, yang membuat orang sering kali patah semangat karena tidak kunjung mendapatkan tujuan ialah karena dia tidak mengetahui program yang tepat sesuai dengan DNA-nya.