REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika berlibur ke pantai, ada saja kejadian orang terbawa arus atau tenggelam. Tak jarang, korban sampai tidak sadarkan diri dan bahkan mengalami henti napas atau henti jantung. Apa yang bisa dilakukan untuk menolongnya?
Menurut perawat dari Rumah Sakit Pondok Indah, Sr Eka Wahyuni, basic life support (BLS) bisa dilakukan sebagai pertolongan kepada korban yang mengalami henti napas atau henti jantung. Untuk melakukan BLS, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Mulailah dengan mengamankan diri dan korban, mengecek respons korban dengan menepuk bahu dan memanggilnya, dan mengaktifkan alarm darurat atau berteriak minta tolong. Setelah itu, coba cek napas dan nadi karotis, memeriksa napas dan nadi secara serentak kurang dari 10 detik, dan lakukan resusitasi jantung paru atau CPR.
"Ini adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas," jelas Eka.
CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.
Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk orang yang pingsan karena kecelakaan, korban tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan korban tetap di tempatnya sampai petugas medis datang.
"Berbeda dengan korban orang tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR," kata Eka.
Pada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh.
"Tindakan ini didasarkan pada tiga pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi, yakni airway (saluran napas), breathing (bernafas), dan circulation (peredaran darah).
Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan lain Buka saluran napas. Usahakan agar si pasien bernapas dan periksa kelancaran peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna kulitnya.
"Bila korban tidak bernapas, segera berikan pernapasan bantuan untuk meniupkan oksigen ke tubuhnya," ujar Eka.
Kalau tidak ada denyut atau tanda peredaran darah lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) . Hentikan CPR bila penolong sudah lelah dan penderita tidak respons setelah diberi bantuan hidup dasar 30 menit.