REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kue kering menjadi makanan khas yang disajikan saat masyarakat merayakan Lebaran. Tradisi ini membuat para pengusaha kue kering meraih untung besar setiap menjelang Lebaran bahkan hingga ratusan juta rupiah.
"Alhamdulillah tahun ini sangat meningkat hampir 100 persen. Soal keuntungan sampai ratusan juta lebih," kata pemilik toko kue Mama Watt's di Kota Medan Sumatera Utara, Waty Badar, Senin (3/6).
Ia menyajikan sebanyak 23 jenis kue kering dengan kisaran harga mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per toples. "Untuk yang setengah kilogram mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Kalau yang satu kilogram berkisar dua ratus ribuan ke atas," katanya.
Waty menyebut kue kering buatannya memiliki kualitas dan cita rasa yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan bahan baku premium yang digunakan untuk membuat kue keringnya.
"Bentuk boleh sama, tetapi soal rasa dan kualitas urusan beda. Kualitas, rasa, serta bahan pembuatannya sangat bergantung kepada harga jualnya," ujarnya. Ia mengaku telah mengembangkan usaha kue keringnya selama hampir 20 tahun.
Semakin banyaknya pelaku usaha kue kering menjelang Lebaran membuat peta persaingan menjadi semakin ketat. Meski begitu Waty mengaku tidak takut untuk menghadapi persaingan tersebut.
Menurutnya kunci untuk memenangkan persaingan adalah dengan menjaga kualitas rasa yang ditawarkan. Selain itu, ia juga gencar berpromosi melalui media sosial maupun lewat komunitas-komunitas.