Jumat 24 May 2019 10:02 WIB

Sederet Manfaat Teh untuk Kesehatan

Manfaat teh membuatnya masuk dalam kategori superfood.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Minuman teh.
Foto: Flickr
Minuman teh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teh menjadi salah satu minuman terpopuler di Indonesia bahkan di dunia. Teh dijadikan sebagai teman untuk sarapan, makan siang, santai sore bahkan makan malam. Teh ini bukan hanya enak rasanya tapi juga ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Hal ini dibenarkan oleh pakar nutrisi dr Grace Judio-Kahl. Menurutnya teh bukanlah minuman biasa. Dari beberapa literatur yang ia baca, banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari teh. Tanaman teh punya banyak senyawa kimia. Bukan kimia buatan, tapi asli dari tehnya.

Baca Juga

Teh bahkan masuk kategori superfood. Laboratorium canggih meneliti sampai detail, apa yang membuat tanaman itu bisa bertahan terhadap suatu cuaca. Tanaman itu tidak sama dengan manusia, kalau ada virus masuk ada sel darah putih melawan. Tapi tanaman tidak punya. Tanaman bisa bertumbuh di cuaca apapun berusaha bisa tumbuh dan sesuai yang digariskan.

"Itu karena ada sesuatu di dalam tanaman itu yang berperan di dalamnya. Tanaman itu bisa akhirnya bermetabolisme, meskipun tidak punya jantung dan hati, itu karena apa? Diteliti dalam jangka waktu lama, dan akhir-akhir penelitian yang gencar banget. Akhirnya kita tahun yang disebut dengan super food," paparnya dalam kegiatan Jakarta Food Editors Club 2019 dengan tema Membedah Kebaikan Teh dengan Unilever di Jakarta beberapa waktu lalu.

Berperan pada metabolisme tubuh

Teh  mengandung keluarga polifenol yang banyak digembor-gemborkan. Keluarga ini macam-macam jenisnya. Ada tanin yang biasa ada di minuman anggur ada juga di teh. Selain itu, ada juga flavonoid dengan bentuk dan tipe macam-macam banyaknya.

Salah satu bentuknya katekin. Katekin berperan banyak dimetabolisme, baik untuk menurunkan kolesterol. "Banyak penelitiannya. Yang banyak diteliti green tea diekstrak kemudian dilihat apa yang jadi bermanfaat," ungkapnya.

Membuat lebih segar dan berenergi

Teh juga ada yang mirip kafein namanya tein yang senyawanya mirip kafein. Kafein ada di kopi, sedangkan pada teh senyawanya tein.

Yang berbeda adalah kadarnya. Teh mengandung tein jauh lebih sedikit daripada kopi. Kopi tiga sampai empat kali kandungan kafeinnya.

"Tein ikatannya lebih kencang dengan tanaman tehnya atau dengan daun tehnya dibandingkan kafein. Jika diseduh tein keluar pelan-pelan," ujarnya.

Tein ini bersifat stimulan, bisa membuat orang segar dan metabolisme meningkat. Sedangkan kafein, begitu dicampur di air panas langsung bekerja (simpatomemetik) yaitu memicu jantung lebih cepat sehingga menjadi lebih segar, lebih waspada.

"Di dalam teh juga ada stimulan. Kita jadi lebih waspada, lebih semangat dan lebih berenergi. Namun efeknya pelan-pelan tidak langsung segar seperti kopi," ujarnya.

Teh membuat rileks

Selain ada stimulan, teh juga mengandung teanin yang membuat rileks, pembuluh darah jadi melebar, sehingga banyak penelitian mengatakan teh baik untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian dengan dosis tertentu.

"Teh banyak yang bilang bikin rileks karena di dalam teh banyak keluarga polifenol. Tergantung dari fermentasi. Berapa lama terseduh air panas, berapa banyakan tenin dan tein yang masuk dalam tubuh," jelasnya.

Menurunkan berat badan

Teh juga bisa menurunkan berta badan. Tapi penelitiannya terkontrol. Banyak penelitian di teh hijau, penelitian ekstrak. "Contohnya ekstrak katekin dari yang kronik ekstrak teh hijau sekian miligram misal 500 ml mampu menurunkan berat sekian-sekian," ujarnya.

Penelitian dicoba pada orang yang berolahraga atau tikus. Membuat oksidasi fat atau pembakaran lemak meningkat. Metabolisme atau pemakaian lemak pada otot meningkat. Penelitian lain juga bilang ekstrak teh hijau mencegah lemak tidak disimpan di dalam hati.

Menurunkan kolesterol

Penelitian juga mengatakan minum teh teratur 3 sampai 4 kali sehari bisa menurunkan kolesterol darah, dan membuat faktor risiko kardiovakular menurun.

Teh hitam atau teh yang difermentasi atau dibusukkan sedikit itu menbuat jadi ada flavonoid katekin berubah menjadi teaarugibin dan teaflavin. "Dia bisa di dalam usus, mengikat lipase (enzim yang membuat jadi lemak). Lemak nanti diserap masuk ke dalam usus. Yang membantu menyerap ada enzim lipase. Lemak dipotong jadi kecil-kecil sehingga bisa masuk ke dalam usus. Yang memotong enzim diikat oleh teaarugibin sehingga akhirnya lemak tidak semua bisa diserap," tambahnya.

Sehingga ada yang meneliti bahwa jenis teh hitam tertentu membuat kadar kolesterol jahat atau LDL menurun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement