REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Pergi ke luar dan mencari udara segar saran yang biasa diberikan orang tua kepada anak-anak. Saran serupa juga diperintahkan dokter untuk karyawan yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk dan menatap layar. Berdasarkan penelitian, berjalan ke luar ruangan memang memberi manfaat bagi kesehatan mental dan fisik.
Mendekatkan diri ke alam adalah cara yang bagus untuk mendapatkan dorongan mental yang membuat pusing dan stres."Banyak orang sering mengatakan mereka tidak punya waktu sepulang kerja untuk pergi ke gym atau berolahraga," kata Alberto Caban-Martinez, yang membantu melakukan studi pilot untuk Fakultas Kedokteran Universitas Miller di Miami.
Dilansir CNN, hasil studi pilot itu menunjukkan mengganti sedikit waktu kerja dengan waktu rapat sambil berjalan-jalan di luar ruangan dapat meningkatkan kesehatan dan bahkan produktivitas. Di banyak industri, produktivitas tergantung pada kreativitas dan rapat sambil berjalan mungkin membantu.
Matt Jarvis, CEO agensi periklanan 72andSunn melihat aktivitas rapat sambil berjalan membawa perbedaan besar. "Kreativitas dan inovasi benar-benar terdorong. Salah satu hal yang terjadi ketika pergi keluar dan berjalan-jalan, Anda mulai bertemu dengan lingkungan dan itu sumber inspirasi yang hebat. Saya pikir Anda jauh lebih kreatif dan luas daripada hanya menatap layar," jelas Jarvis.
Rapat sambil berjalan adalah pemikiran yang digemakan oleh Richard Louv, naturalis dan penulis The Nature Principle. "Sedikit lebih jauh dari yang kita pikirkan. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa hanya 10 atau 15 menit di luar ruangan, berjalan melalui taman, ada peningkatan yang terukur dalam sikap mental dan kesehatan psikologis. Kita membutuhkan alam. Kita membutuhkan kontak dengan alam, bahkan jika itu pohon di sekitar taman kantor," terangnya.
Jalan-jalan di taman juga bermanfaat bagi mereka yang tidak lagi bekerja. Studi lain di University of Miami menemukan manula yang tinggal di wilayah hijau Miami memiliki tingkat penyakit kronis yang lebih rendah.
"Kami menemukan dalam penelitian bahwa keberadaan ruang hijau dikaitkan dengan empat bentuk penyakit jantung yang tingkatnya lebih rendah," kata penulis utama studi tersebut, Scott Brown.