Rabu 15 May 2019 13:52 WIB

Suka Duka Menjalankan Ibadah Puasa di Luar Negeri

Bagaimana rasanya menjalankan puasa di negeri orang?

Rep: cermati/ Red:
Intip Suka Duka Menjalankan Ibadah Puasa di Luar Negeri
Intip Suka Duka Menjalankan Ibadah Puasa di Luar Negeri

Menjalankan puasa di negeri sendiri dan di negeri orang lain tentu jelas berbeda. Bukan hanya dari segi waktu saja, tapi juga suasana puasa yang kurang meriah, terutama di negara-negara yang dimana umat Muslim menjadi kaum minoritas. Namun, disisi lainnya, terdapat pula suka yang dipercaya dapat mengobati kerinduan saat menjalankan puasa di tanah air.

Seperti apa suka duka menjalankan puasa di negeri orang lain? Daripada penasaran, cek informasi selengkapnya di bawah ini yang telah cermati.com rangkum dari berbagai sumber.

Suka Menjalankan Puasa di Luar Negeri

 

1. Makanan Khas yang Begitu Lezat

makanan iran

Makanan yang begitu lezat

Buka puasa di negara yang berpenduduk mayoritas Muslim memiliki menu-menu yang sangat khas. Seperti halnya di Iran, kamu bisa menikmati zulbiye yaitu kue yang terbuat dari sagu atau halim sejenis bubur yang terbuat dari campuran daging dan gandum. Meski kedengaran aneh, cita rasa makanan ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

Bukan hanya di Iran saja, makanan khas dari Palestina dan Arab juga tidak kalah lezat. Sebut saja adas dari Palestina dan daun anggur isi dari Arab. Siapapun yang mencobanya pasti akan ketagihan.

2. Dapat Makanan dan Minuman Gratis

Penduduk Muslim di beberapa negara di Benua Eropa sudah mudah ditemukan. Seperti halnya di Swedia, dimana sebagian penduduknya berasal dari Irak. Mengingat penduduk Muslim sudah lumayan banyak, momen buka puasa di negara ini pun terasa sangat seru, khususnya bagi masyarakat pendatang.

Saat buka puasa tiba, masyarakat pendatang berhak mendapatkan makanan dan minuman gratis dari umat Muslim yang sudah berkeluarga. Jadi, kamu yang kebetulan tinggal di Swedia tidak perlu susah payah memikirkan menu berbuka. Semuanya sudah disiapkan dengan baik, hanya perlu membawa badan saja.

Baca Juga: Ini Dia yang Perlu Diperhatikan Agar Ibadah Puasa Lancar

3. Waktu Puasa yang Lebih Cepat dari Biasanya

jam

Waktu puasa yang lebih cepat dari biasanya

Waktu berpuasa di Indonesia bisa dikatakan lebih cepat jika dibandingkan dengan negara-negara di Benua Eropa. Selisih waktunya lumayan jauh, yaitu sekitar 6-9 jam per hari. Meski demikian, ada beberapa negara yang waktu berpuasanya malah lebih singkat daripada di Indonesia. Sebut saja di Australia dimana waktu berpuasa hanya 11 jam dan di Argentina yang 10 jam saja setiap harinya.

Menjalankan waktu berpuasa yang lebih cepat tentu menjadi hal yang paling menggembirakan, bukan? Meski pada dasarnya selisih waktunya tidak terlalu signifikan, tapi rasa bahagia itu tetap ada. Sebab, waktu yang kamu butuhkan untuk menahan rasa lapar menjadi lebih singkat daripada biasanya.

4. Suasana Sahur yang Begitu Hikmat

Saat berada di luar negeri, jangan harap kamu bisa mendengarkan suara bedug yang selalu dibunyikan saat sahur tiba. Sunyi? Tentu saja, tapi kesunyian seperti ini menjadikan momen sahur menjadi lebih hikmat daripada biasanya. Kamu bisa menyiapkan dan menyantap menu sahur dengan tenang, tanpa adanya gangguan dari luar.

Baca Juga: 6 Trik Lawan Lapar saat Puasa

Duka Menjalankan Puasa di Luar Negeri

1. Cuaca yang Kurang Bersahabat

cuaca

Cuaca yang kurang bersahabat

Pada tahun ini, momen puasa jatuh pada Bulan Mei yang ditandai dengan musim panas di luar negeri. Menjalankan puasa pada musim panas tentu kurang menyenangkan, karena paparan sinar matahari membuat tubuh lebih cepat dehidrasi. Sehingga berpuasa menjadi sedikit terganggu.

Belum lagi ditambah perbedaan waktu puasa yang sangat signifikan. Seperti halnya di Inggris, dimana waktu berpuasa kurang lebih 18 jam per hari. Hal ini disebabkan karena waktu siang selama musim panas lebih lama dibandingkan waktu malam, sehingga jam buka puasa pun menjadi lama.

2. Berbuka Tanpa Menu Khas Indonesia

Menu takjil seperti kolak, lontong, gorengan, atau es serut tidak akan kamu dapatkan di luar negeri, apalagi di Benua Eropa dan Amerika. Makanan yang disajikan di negara ini lebih mengarah ke masakan western, sehingga kamu akan sering merasa janggal saat momen berbuka tiba.

Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa menikmati takjil khas Indonesia. Menu ini tetap bisa dinikmati, namun harus memasaknya sendiri. Bersyukurlah kalau bahan-bahan pembuatnya tersedia di luar negeri. Kalau tidak, kamu harus absen takjil dulu selama bulan puasa nanti.

3. Menjalankan Ibadah Tarawih di Apartemen

sholat

Menjalankan sholat tarawih di apartemen

Bila jarak tempat tinggalmu dan masjid setempat berjauhan, mau tidak mau harus menjalankan sholat Tarawih di kos-kosan atau apartemen. Rasanya memang kurang afdol, tapi kamu bisa mengajak teman-teman seiman untuk Tarawih bersama sehingga momen kebersamaan tetap terasa.

Pastikan ibadah sholat tetap berjalan tertib dan lancar meskipun tidak dilakukan di masjid. Dengan begini, berkah yang kamu rasakan di Bulan Ramadhan semakin melimpah karena menjalankan puasa dengan sungguh-sungguh.

Jalankan Ibadah Puasa dengan Sungguh-sungguh

Di manapun kamu berada, baik di luar negeri atau di dalam negeri, kamu pasti akan selalu menemukan nilai plus dan minus selama menjalankan puasa. Meski begitu, yang terpenting adalah kesungguhan dalam menjalankan ibadah puasa. Teguhkan niat kesiapan dan ketulusan hati sendiri, agar puasa bisa berjalan dengan lancar.

Baca Juga: Cara Cerdas Menjaga Daya Tahan Tubuh Selama Puasa Ramadhan

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement