REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Olahraga umumnya dilakukan pada pagi atau malam hari. Rupanya studi terbaru menemukan olahraga di malam hari dinilai lebih produktif. Studi ini dilakukan dengan melibatkan tikus sebagai sampel dan sudah dipublikasikan di Journal of Cell Metabolism.
Dilansir Times Now News, pengujian itu menempatkan tikus pada sebuah treadmill dalam waktu yang berbeda-beda. Dari hasil studi, ditemukan performa tikus lebih optimal pada malam hari dibandingkan pada waktu-waktu lainnya.
Identifikasi itu dilakukan dengan menempatkan high-throughput transcriptomics and metabolomics pada jaringan otot. Dari situ, ditemukan olahraga pada malah hari memiliki tingkatan metabolisme yang lebih tinggi.
Untuk memastikan hasil, penelitian juga diterapkan pada 12 orang. Hasilnya pun ternyata serupa. Saat berolahraga pada malam hari, konsumsi oksigen menjadi lebih rendah yang artinya orang tersebut melakukan latihan dengan lebih efisien.
Riset ini pun dikonfirmasi oleh tim lain yang melakukan penelitian dengan pendekatan yang berbeda. Studi ini menggunakan high-throughput transcriptomics and metabolomics untuk mengetahui perubahan jaringan otot saat melakukan latihan.
Metode ini membuat peneliti dapat melihat proses metabolisme gula, produksi energi, dan pembakaran lemak. Dari penelitian ini, ditemukan protein hypoxia-inducible memiliki peran dalam menentukan efektivitas olahraga dan dapat diaktifkan lewat latihan yang berbeda bergantung pada waktu latihan.