Senin 22 Apr 2019 13:56 WIB

Rasa Aman Jadi Fondasi Kelekatan dengan Anak

Orang tua harus bisa dipercaya anak agar kelekatan bisa terbangun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Anak dan ibunya membaca Alquran.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak dan ibunya membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelekatan antara orang tua dan anak atau lebih dikenal dengan bonding telah diakui penting bagi tumbuh kembang. Membangun kelekatan namun tak mudah di era serba cepat ini.

Psikolog Anak Chitra Annisya, M.Psi mengatakan, kelekatan merupakan bentuk ikatan emosi antara orang tua dan anak. Untuk membentuknya perlu ada rasa aman yang dirasakan oleh anak.

Baca Juga

Rasa aman ini pun tidak lahir seketika. Orang tua harus menunjukkan sikap yang tepat agar anak bisa percaya untuk merasakan kenyamanan dan aman saat menghabiskan waktu bersama.

"Rasa aman ini dibangun dengan sensitivitas dari orang tua, seperti saat anak nangis jangan didiamkan terlalu lama," kata pakar dari Tiga Generasi dalam acara "Zwitsaland" di Jakarta.

Chitra menjelaskan, orang tua perlu cepat tanggap atas kebutuhan anak. Ketika anak menangis, biasanya ada sesuatu yang membuat tidak nyaman. Entah karena ingin ganti popok atau lapar, dan lainnya.

Ketika anak sudah mulai menangis, maka orang tua perlu segera menghampiri dan ajak berkomunikasi tentang alasan anak menangis. Jangan biarkan anak terlalu lama menangis, sehingga bisa berakibat mereka merasa tidak percaya dan akhirnya tidak merasa aman.

Hal ini akhirnya akan mendorong proses kelekatan yang lebih sulit. Padahal, kelekatan sangat perlu dilandasi dengan rasa aman yang dirasakan oleh anak ketika bersama orang tuanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement