REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Amerika Serikat, hampir 50 ribu pria dan 50 ribu wanita telah didiagnosis menderita kanker usus besar tahun ini. Penyakit ini menjadi penyebab utama ketiga kematian akibat kanker pada pria dan wanita, terutama menyerang orang dewasa yang lebih tua.
Karena polip dalam usus besar biasanya kecil dan jarang menimbulkan gejala, dokter cenderung merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk polip guna pencegahan kanker usus besar. Jika polip telah berubah menjadi kanker, gejalanya biasanya lebih terlihat.
Gejala kanker usus besar termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit, atau perubahan konsistensi feses yang berlangsung selama lebih dari empat pekan. Gejala lainnya, seperti perdarahan dubur atau darah dalam feses, ketidaknyamanan perut yang persisten, perasaan seolah-olah usus tidak benar-benar kosong, lemah, lelah atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Menurut Mayo Clinic, dilansir laman Independent, Kamis (4/4), banyak orang tidak mengalami gejala kanker usus. Skrining biasanya dimulai pada usia 50 tahun, tetapi dokter dapat merekomendasikan skrining sebelumnya jika ada riwayat keluarga kanker usus besar.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan kanker usus besar adalah usia tua, ras Afrika-Amerika, riwayat keluarga, memiliki kondisi radang usus seperti kolitis ulserativa, diet rendah lemak serat tinggi, gaya hidup menetap, diabetes, obesitas, merokok dan alkohol. Semuanya dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker usus besar.
Saat ini, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker usus adalah 64 persen, menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO). Tetapi tingkat kematian untuk penyakit ini menurun karena pengobatan telah membaik.
Tiga pilihan pengobatan utama untuk kanker usus besar, di antaranya, pembedahan, kemoterapi dan radiasi, tergantung pada stadium kanker.
Jika kanker adalah pada tahap awal, opsi bedah invasif minimal sering digunakan untuk menghilangkan polip, baik selama kolonoskopi atau melalui operasi laparoskopi. Untuk kanker usus yang lebih invasif, dokter biasanya merekomendasikan kolektomi parsial, di mana sebagian usus besar diangkat.
Jika tidak mungkin untuk menghubungkan kembali usus besar, ostomi juga mungkin diperlukan, membuat lubang di dinding perut untuk menghilangkan tinja.
Selain pilihan bedah, obat kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker dapat digunakan. Keemoterapi kadang-kadang digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan kanker, tetapi lebih umum pada kanker dubur daripada kanker usus besar.
Radiasi juga dapat digunakan sebagai metode mengecilkan kanker sebelum kanker. Perawatan yang kurang umum mungkin termasuk imunoterapi atau terapi sinar proton.