Kamis 04 Apr 2019 03:00 WIB

Pelesiran, Turis Obesitas Diadang Sejumlah Kendala (2)

Memiliki tubuh besar, turis obesitas menghadapai beragam kendala saat pelesiran.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan obesitas (ilustrasi)
Foto: Mayo Clinic News Network
Perempuan obesitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Responden yang terlibat dalam penelitian yang hasilnya dimuat di Journal of Travel Medicine menilai negara-negara di Amerika dan Asia mulai terbuka dan lebih memberik kemudahan berwisata untuk wisatawan obesitas. Namun , beberapa wilayah seperti Eropa utara dan barat masih menunjukkan diskriminasi terhadap wisatawan obesitas.

Perlakuan semacam itu membuat wisatawan obesitas merasa lebih rendah diri. Mereka pun jadi menyalahkan diri sendiri.

Baca Juga

"Tiba-tiba masalah berat badan Anda menjadi lebih besar. Itu berdampak pada Anda secara psikologis maupun fisik," ungkap salah satu partisipan.

Partisipan lain juga mengaku ia tak banyak melakukan perjalanan wisata ke luar negeri karena memiliki tubuh obesitas. Perjalanan ke luar negeri terakhirnya adalah ke Turki pada 12 tahun lalu. Beberapa keterbatasan yang dihadapi wisatawan obesitas membuat partisipan ini enggan untuk berwisata ke luar negeri.

"Harus meminta perpanjangan sabuk pengaman dan Anda terlihat seperti masyarakat kelas rendah. Saya tidak berjalan-jalan lagi setelah itu," ungkap partisipan tersebut.

Berdasarkan temuan ini, tim peneliti menilai industri wisata dan spesialis kesehatan wisata perlu lebih memperhatikan keperluan dan kebutuhan wisatawan obesitas. Tenaga kesehatan, misalnya, bisa memberi konsultasi kesehatan praperjalanan mengenai bagaimana wisatawan obesitas sebaiknya melakukan persiapan sebelum berjalan-jalan ke luar negeri.

"Obesitas merupakan subjek yang sayangnya cenderung diabaikan dalam beberapa kondisi klinis," ungkap Dr Gerard Flaherty dari School of Medicine di National University of Ireland Galway seperti dilansir Reuters.

Di sisi lain, Flaherty juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran di antara perusahaan perjalanan wisata dan konsumen. Peningkatan kesadaran ini dapat membantu wisatawan obesitas merasa lebih nyaman selama melakukan perjalanan wisata.

"Obesitas merupakan penyakit yang seringkali tidak dipikirkan oleh maskapai penerbangan atau perusahaan lain yang terlibat dalam bisnis wisata," terang Dr Ca

rel le Roux dari University College Dublin yang tak terlibat dalam penelitian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement