Senin 25 Feb 2019 12:13 WIB

Efek Kafein Kopi Picu Darah Tinggi, Tapi...

Dokter menyarankan hindari kopi dengan gula dan krim kaya lemak.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari bisa berbahaya bagi kesehatan.
Foto: EPA
Minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari bisa berbahaya bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi milenial biasanya akrab dengan gaya hidup kopi darat atau istilahnya nongkrong sambil ngopi dari kafe ke kafe. Namun, banyak di antaranya yang kurang pengetahuan tentang akibat dari konsumsi kopi.

Spesialis jantung, dr Paskariatne Probo Dewi Yamin, SpJP mengatakan efek kafein dari kopi dapat memicu hipertensi alias darah tinggi. Tapi ternyata menurut pebelitian, kopi juga mengandung zat aktif lain seperti antioksidan yang justru bisa menghalau bahaya ini.

Baca Juga

"Memang ada penelitian menyatakan kalau satu cangkir per hari risiko (hipertensi) tinggi. Tapi justru kalau lebih dari satu, justru malah menurun. Jadi setelah diteliti, ternyata kopi juga mengandung zat aktif lain sepertu antioksidan yang justru bermanfaat malah meng-counter attack kafein," ujarnya di Jakarta.

Bagi yang sulit sekali menghindari kopi, ada panduan dari American Heart Association 2017 terkait konsumsi kafein. Sarannya tidak lebih dari 300 miligram per hari atau sekitar tiga cangkir. Hanya, seringkali yang tidak disadari adalah konsumsi kopi yang justru lebih membahayakan, contohnya karena dicampur susu non-rendah lemak, gula atau karamel.

"Jadi pesan saja misal kopi nggak pakai gula, krim, kita juga edukasi kalau nongkrong yang lebih bermanfaat, olahraga bareng, kurangi makanan garam, makanan instan yang mengandung monosodium glutamat, karena itu pasti pengawet tinggi," lanjutnya.

Selain efek kafein, ada pula faktor psikososial. Menurut penelitian kondisi depresi juga meningkatkan risiko hipertensi pada usia milenial. Faktor depresi itu, seperti emosian, tidak sabaran, stres, dan pekerjaan terutama di usia 18 sampai 30 tahun.

Untuk menghindarinya disarankan mengatur waktu dengan baik agar keseharian menjadi terkontrol. Di samping itu, aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, pola makan sehat, dan manajemen stres yang baik.

Faktor risiko lainnya, ada obat-obatan, seperti obat penghilang nyeri, pil kontrasepsi, pil penurun berat badan tanpa pengawasan medis dan nikotin.

Prevalensi hipertensi menunjukkan kenaikan tajam untuk usia milenial. Menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 34,1 persen masyarakat usia 18 tahun ke atas terkena hipertensi, yang mana angka ini mengalami peningkatan sebesar 7,6 persen dibandingkan 2013 yaitu 26,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement