Rabu 20 Feb 2019 17:36 WIB

Nilai Transaksi Gofood Tembus Rp 28 Triliun

Jumlah mitra usaha Gofood naik signifikan jadi 400 ribu usaha.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Proses konsultasi dan pendaftaran Rekan Usaha GO-PAY dan Mitra Merchant GO-FOOD dalam Capacity Building UMKM Go Digital 2019 bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (1/2) di Manado.
Foto: dok. Gojek
Proses konsultasi dan pendaftaran Rekan Usaha GO-PAY dan Mitra Merchant GO-FOOD dalam Capacity Building UMKM Go Digital 2019 bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (1/2) di Manado.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi pesan antar makanan Gofood, milik perusahaan Gojek, mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 28 triliun sepanjang 2018. Peningkatan transaksi itu diperoleh seiring peningkatan jumlah mitra UMKM sekaligus konsumen Gofood.

Chief Commercial Expansion Gojek, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan, pada tahun 2015 silam, Gofood baru memiliki 125 mitra UMKM. Namun, menginjak 2018, jumlah mitra naik signifikan jadi 400 ribu usaha.

Baca Juga

Dampak dari peningkatan tersebut, Gofood akhirnya menghasilkan gross transaction value (GTV) sebesar 2 miliar dolar AS atau setara Rp 28 triliun.

“Perkembangan ini memang sangat cepat. Akselerasi cukup tinggi di Gofood,” kata Catherine dalam Peluncuran Program Gojek Wirausaha di Gedung Conclave, Jakarta Selatan, Rabu (20/2).

Menurut dia, peningkatan jumlah mitra UMKM juga berbanding lurus dengan kerja sama yang dilakukan oleh Gojek bersama sejumlah bank. Khususnya, kerja sama penyaluran modal bagi para mitra UMKM Gofood.

Berkat adanya kemudahan pinjaman modal, ia menilai, mitra UMKM jauh lebih cepat berkembang dalam memperluas akses pasar. Di satu sisi, ekosistem bisnis Gojek yang mulai terbentuk turut mempermudah para UMKM untuk terus berkembang bahkan naik kelas.

“Kami percaya basis UMKM yang besar di Tanah Air dapat berpotensi mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.

Sementara itu, Chief Public Policy and Government Gojek, Shinto Nugroho, menambahkan, para pelaku UMKM di Indonesia rata-rata memiliki keuletan yang tinggi untuk mengembangkan usaha. Hanya saja, kendala terdapat pada penggunaan teknologi yang minim.

Di sisi lain, tak sedikit UMKM yang masih bersikap skeptis terhadap teknologi. Sekalipun telah diyakinkan bahwa pemanfaatan teknologi dapat memperlancar usaha. “Maka itu dari awal Gofood didirikan kami selalu mengatakan pemberdayaan UMKM melalui online,” ujarnya.

Salah satu mitra UMKM Gofood, Agung Saputra mengatakan, usaha kue pie yang ia dirikan sejak 2009 silam mengalami perkembangan cukup pesat ketika masuk ke Gofood. Sebab, area jangkauan pasar secara langsung mengalami perluasan karena dapat dilihat oleh banyak orang.

“Sejak memanfaatkan ekosistem Gojek sejak tahun 2015, kami mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen tiap bulan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement