Kamis 14 Feb 2019 12:51 WIB

ASI yang Jarang Dipompa Mengandung Lebih Banyak Mikroba

Memompa ASI dan menyusui langsung tidak setara dan ada efek yang berbeda.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Wanita Menyusui Bayi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Wanita Menyusui Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASI dulunya dianggap steril, tetapi para peneliti sekarang tahu ASI dipenuhi dengan kehidupan mikroba. Faktor-faktor yang menentukan mikroba mana yang bersemayam di dalam susu masih merupakan suatu misteri. Sebuah studi baru menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh pemompaan dan yang langsung menyusui anak.

Para ilmuwan melaporkan temuannya di jurnal Cell Host & Microbe. Dikutip dari The Scientist, studi ini meneliti mikroba dari hampir 400 ASI antara tiga dan empat bulan setelah melahirkan. Para peneliti juga mengumpulkan informasi tentang bayi, ibu mereka, dan praktik menyusui. Peneliti menganalisis berbagai komponen yang ditemukan dalam ASI termasuk asam lemak, hormon, dan antibodi.

Para ilmuwan menemukan komunitas mikroba sangat bervariasi di seluruh susu yang mereka periksa. Dari banyak faktor yang mereka pertimbangkan, hanya pemompaan versus pemberian makan secara langsung yang muncul sebagai faktor yang konsisten dalam komposisi masyarakat.

Rekan penulis studi Meghan Azad, seorang ilmuwan peneliti di Children's Research Hospital Institute of Manitoba, mengatakan kepada Gizmodo temuan itu menunjukkan memompa dan menyusui langsung tidak setara dan ada efek yang berbeda.

ASI dari ibu yang jarang dipompa cenderung memiliki tingkat mikroba mulut yang lebih tinggi dari bayi dan keanekaragaman spesies mikroba yang lebih besar. Azad dan rekan-rekannya mengamati pemberian makanan tidak langsung dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari mikroba yang berpotensi patogen tertentu.

Masih terlalu dini untuk mengatakan apa arti tren ini bagi kesehatan anak karena hubungan antara mikrobiota susu dan mikroba yang menjajah usus bayi tidak jelas. Menurut Azad, hasilnya juga seharusnya tidak membuat orang tua merasa perlu mengubah cara mereka memberi makan anak-anak mereka.

Faktanya, masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana mikrobiota ASI muncul. Secara keseluruhan, banyak faktor yang diselidiki peneliti menjelaskan kurang dari sepertiga variasi dalam komunitas mikroba.

Sharon Donovan, seorang profesor ilmu pangan dan nutrisi manusia dari University of Illinois menuturkan mikrobioma susu itu sendiri adalah bidang studi yang cukup baru. Menurut Donovan ada beberapa kontroversi mengenai apa yang berkontribusi pada mikrobioma anak.

"Kami hanya tahu tentang mikrobioma sejauh yang kami lakukan selama sekitar satu dekade. Kami hanya tahu tentang mikrobioma susu selama tiga hingga lima tahun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement