Kamis 24 Jan 2019 15:29 WIB

Alasan Milenial Sulit Berinvestasi

60 persen milenial tidak melakukan perencanaan keuangan dan tak rencanakan masa depan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Studi menyebutkan 60 persen milenial tidak melakukan perencanaan keuangan dan tak rencanakan masa depan
Foto: Republika/Prayogi
Studi menyebutkan 60 persen milenial tidak melakukan perencanaan keuangan dan tak rencanakan masa depan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan perkembangan digitalisasi segala hal menjadi lebih mudah dijangkau. Investasi pun bisa dilakukan dalam genggaman, meski begitu milenial ternyata masih enggan untuk melangkah ke sana.

Chief Executive Officer Helofina Adjie Wicaksana mengatakan, 60 persen milenial tidak melakukan perencanaan keuangan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di masa depan dalam masalah finansial.

"Karena banyak pengeluaran harian yang sebetulnya kurang penting, banyak keperluan bersifat strategis malah terabaikan," ujar Adjie.

Investasi merupakan salah satu yang sering kali tidak dimanfaatkan oleh milenial. Padahal, dengan memanfaatkan investasi maka target-target bisa tercapai dengan lebih cepat dari sekadar memanfaatkan produk keuangan lain, seperti hanya sekadar menabung saja.

Padahal banyak pilihan investasi yang bisa dilakukan milenial. Adjie mengatakan, saat ini memang kesadaran sudah cukup tumbuh dengan kemudahan investasi yang ditawarkan, mereka bisa membeli emas dengan mencicil, memberi reksadana secara daring, hingga dana investasi yang terjangkau.

Adjie mencontohkan, ketika seseorang menabung saja, maka yang akan dihasilkan hanya menjaga uang tetap utuh, bahkan bisa jadi berkurang karena ada potongan biaya administrasi saja. Namun, ketika menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi dengan membeli reksadana saham, maka uang akan diputar untuk digunakan dalam suatu bisnis tertentu dan menghasilkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement