Kamis 24 Jan 2019 02:59 WIB

Bahan Kimia di Popok Bayi Melebihi Batas Aman

Bahan kimia berbahaya pada popok sekali pakai bisa berpindah ke bayi melalui urin.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Gita Amanda
Menggunakan popok sekali pakai memang praktis, tapi perhatikan kebersihannya dan rutin menggantinya setiap empat jam sekali.
Foto: ajp
Menggunakan popok sekali pakai memang praktis, tapi perhatikan kebersihannya dan rutin menggantinya setiap empat jam sekali.

REPUBLIKA.CO.ID, PRANCIS -- Badan Kesehatan Nasional Prancis, Anses menemukan bahan kimia di popok bayi melebihi tingkat aman. Tes menemukan zat yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia berada di tingkat atas ambang batas keamanan dan tingkat lebih rendah dari yang lain termasuk weedkiller glyphosate yang kontroversial.

Tes popok ini merupakan yang tes pertama dari jenisnya di dunia. Anses menyerukan tindakan cepat untuk mempertimbangkan risiko yang mungkin ditimbulkan bahan kimia pada bayi.

Studi ini dilakukan pada sejumlah merek popok sekali pakai yang tersedia di pasar Prancis. Sekitar 4.000 popok dapat digunakan dalam tiga tahun pertama kehidupan bayi.

Laporan itu tidak menyebutkan nama merek yang diuji selain mengatakan produk tersebut mewakili pasar Prancis. Beberapa merek popok yang tersedia di Prancis juga dijual di negara lain.

“Di bawah apa yang disebut kondisi penggunaan realistis, (Anses) mendeteksi sejumlah bahan kimia berbahaya dalam popok sekali pakai yang dapat berpindah melalui urin, misalnya melakukan kontak yang lama dengan kulit bayi,” kata Anses, seperti yang dilansir dari BBC, Rabu (23/1) lalu.

Beberapa bahan kimia ditambahkan dengan sengaja, seperti parfum yang dapat menyebabkan alergi kulit. Tetapi yang lain mungkin diambil dari bahan yang terkontaminasi atau sebagai bagian dari rencana proses pembuatan.

Di antara bahan kimia yang ditemukan melebihi ambang batas keamanan adalah parfum Lilial dan Lyral, hidrokarbon aromatik, dioksin, serta furan. Glyphosate juga terdaftar di tingkat yang lebih rendah.

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn berkomentar tidak ada risiko serius atau langsung terhadap kesehatan bayi. “Jelas kami terus memakaikan popok pada bayi kami. Kami sudah melakukan itu selama setidaknya 50 tahun,” kata Buzyn.

Kemudian pernyataan bersama oleh menteri kesehatan, keuangan, dan lingkungan mengatakan pemerintah telah memberi waktu 15 hari pada produsen popok untuk membuat rencana aksi yang bertujuan menghilangkan zat beracun. Buzyn mengatakan pemerintah akan menerima penundaan hingga enam bulan agar metode produksi berubah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement